Hidayatullah.com—Rakyat Palestina mengutuk keras komentar Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammad bin Salman, bahwa Israel memiliki “hak” untuk tanah air, perubahan penting dalam posisi kerajaan Saudi pada Palestina.
Warga yang terkepung di Jalur Gaza hari Kamis mengecam pernyataan terbaru Mohammad bin Salman karena pengakuannya yang memberi dukungan terhadap penjajah Israel.
“Bin Salman mewakili dirinya sendiri. Kami adalah orang-orang yang memiliki hak untuk kembali ke tanah air kami dan memiliki Yerusalem sebagai ibu kota negara kami,” kata seorang pria dikutip dari The New Arab .
“Ini adalah hak kami – apakah bin Salman ada atau tidak,” tambahnya.
Pemuda Palestina lainnya berkata: “Ini adalah pernyataan Zionis. Orang-orang Saudi ingin pergi berperang dengan Iran – sesama negara Muslim – sementara mereka meninggalkan Israel untuk membunuh orang mereka sendiri dan mencuri tanah mereka. Saya tidak mengerti maksudnya. Lihat, atau jika dia memiliki satu. Saya pikir dia sedang mencoba untuk menyenangkan.”
Banyak faksi perjuangan Palestina juga mengecam pernyataan Putera Mahkota Saudi tersebut.
Hamas, kelompok gerakan pejuang Islam yang menjalankan Jalur Gaza, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka mengutuk langkah-langkah di kawasan itu untuk menormalkan hubungan dengan Israel.
“Normalisasi dengan pendudukan Israel adalah kejahatan yang tak terlupakan,” kata pernyataan itu.
Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) atau Al-Jabhah al-Sha’biyyah li-Tahrir Filasthin mengatakan komentar Pangeran bin Salman bentuk “peran jahat yang dimainkan rezim Saudi untuk merusak stabilitas di dunia Arab untuk melayani kepentingan Israel dan AS.”
Sebegaimana diketahui, dalam sebuah wawancara khusus dengan sebuah majalah AS yang diterbitkan pada hari Senin, Pangeran Mohammad bin Salman mengklaim, bahwa Israel memiliki hak atas Palestina.
“Saya percaya bahwa setiap orang, di mana saja, memiliki hak untuk hidup di negara mereka yang damai,” kata pangeran itu kepada The Atlantic .
“Saya percaya Palestina dan Israel memiliki hak untuk memiliki tanah mereka sendiri,” tambahnya.
Sehari pertanyaan putranya, Raja Salman Bin Abdulaziz langsung menegaskan kembali “posisi teguh kerajaan Saudi terhadap masalah Palestina dan hak-hak sah rakyat Palestina untuk sebuah negara merdeka dengan Yerusalem (Baitul Maqdis) sebagai ibu kotanya,” lapor kantor berita SPA .
Dia juga menekankan perlunya memajukan proses perdamaian dalam panggilan telepon dengan Presiden AS Donald Trump pada Senin malam.
Pernyataan dari Pangeran Mohammad bin Salman diterbitkan hanya tiga hari setelah pasukan penjajah Israel menewaskan 16 orang Palestina dalam satu hari selama aksi damai ‘Hak kembali ke Palestina’ Terjajah di sepanjang perbatasan Israel-Gaza. Hari ini, jumlah korban sudah naik menjadi 20 orang.
Arab Saudi dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik formal, tetapi dalam dua tahun terakhir, dikabarkan serangkaian laporan adanya pertemuan rahasia antara pejabat Israel dan Saudi memberikan kesan adanya persesuaian antara kedua negara.*/Sirajuddin Muslim