Perilaku merokok terlihat sangat biasa di Indonesia. Hampir di setiap tempat bisa kita jumpai dengan mudah dan bebasnya orang merokok. Tak peduli perokok dewasa termasuk wanita, maupun remaja bahkan anak-anak. Berbagai peraturan larangan merokok di tempat tertentu belum sepenuhnya mempan. Bahkan Indonesia disebut-sebut sebagai “surganya para perokok”.
Situasi itu berbeda dengan Thailand. Di negara negara Seribu Pagoda ini, para ahli isap tak bisa seenaknya klepas-klepus alias begitu sulit. Kenapa? Lukman Hakim, Ketua DPW Hidayatullah Sumatera Utara, menceritakan perjalanannya ke Negeri Gajah Putih itu kepada hidayatullah.com, Juli 2019. Berikut penggalan kisahnya!
BEBERAPA waktu yang lalu, kami berkesempatan berkunjung ke negeri Thailand. Negeri dengan sejuta pesona. Mulai keunikan budaya dan keindahan alamnya.
Saya jalan bareng teman-teman sesama alumni sekolah menengah dulu. Saya diajak karena dianggap berpengalaman ke luar negeri. Ceritanya saya dijadikan guide walaupun saya belum pernah ke Thailand, hehe…
Negeri yang penduduknya mayoritas beragama Buddha ini terlihat bersih, rapi, dan tertata apik. Sungai-sungai kota sangat bersih, jauh dari kesan kumuh. Sudut-sudut kota dipenuhi dengan taman taman yang asri.
Satu lagi yang menarik perhatian kami adalah tidak bebasnya orang merokok. Orang merokok di negeri ini ada tempat khusus, tidak di sembarang tempat.
Ada teman kami yang perokok berat, ketika di tempat ini merasa tersiksa. Karena, kalau tidak merokok, ia mengaku kepalanya pusing dan linglung.
“Dua hari saya di sini, kepala sudah terasa pusing, linglung, karena enggak bebas merokok,” ungkapnya.
Akhirnya, saat jalan-jalan ia selalu mencari smoking area yang sangat sempit.
Saya tidak melihat orang merokok di ruangan, rumah makan, kendaraan umum yang jelas tempatnya sangat terbatas. Di mana-mana ada tulisan larangan merokok dengan ancaman denda 2000 bath atau setara dengan Rp 2.500.000.
Iklan rokok pun juga tidak kami temukan baik skala besar maupun skala kecil. Peringatan pemerintah yang tercantum di bungkus rokok aman menakutkan, yaitu terpampang gambar mayat. Apalagi anak sekolah yang merokok, juga tidak kami temukan.
Dalam hati saya membatin, mungkin mereka berpikir bahwa rokok itu bukan hanya membahayakan bagi diri sendiri tapi juga mencemari udara dan lingkungan.
Baca: Malaysia Keluarkan 1.453 Pelanggar Tertulis Hari Pertama Larangan Merokok
Di tempat-tempat wisata yang ramai dikunjungi, kami juga tidak menjumpai orang-orang merokok. Ketika kami masuk kamar hotel yang sudah kami booking, resepsionis memberi pesan, “No smoking in room” dengan bahasa Inggris ala mereka.
Kami merasakan kenyamanan ketika melakukan kegiatan keliling kota Bangkok dan Phuket karena terbebas dari asap rokok.
Walaupun sudah menjadi kota metropolitan dan modern, Bangkok dan Phuket masih asri lingkungannya dan masih terjaga keseimbangan alamnya.
Dan ternyata, asap rokok lebih berbahaya bagi orang-orang di sekitarnya yang tidak merokok. Yuk kita jaga lingkungan kita dari bahaya rokok.*