Hidayatullah.com | KEBERUNTUNGAN akan diraih orang yang tepat memilih teman. Sebaliknya, kecelakaan besar bagi orang yang salah memilih teman.
Memilih teman bukanlah persoalan sederhana. Keberuntungan akan diraih orang yang tepat memilih teman. Sebaliknya, kecelakaan besar bagi orang yang salah memilih teman.
Pengaruh teman sungguh sangat besar. Rasulullah ﷺ memberi gambaran yang sangat pas tentang teman. Beliau bersabda,
عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ. فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ, وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ, وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً. وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ, وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً.
“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, setidak-tidaknya engkau tetap dapat bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi percikan apinya mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap akan mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).
Ada dua keuntungan yang bisa didapat dari berteman dengan orang baik. Pertama, kita akan terpengaruh atas kebaikannya. Aura teman yang baik akan memancar, memberi pengaruh positif, dan mengubah akhlak menjadi mulia dan terpuji.
Orang yang bergaul dengan teman yang baik, tanpa disadari akan menjadi baik. Kata-katanya terkontrol, perbuatannya terjaga, dan adabnya mulia. Jika masih ada kehendak-kehendak jahat dalam dirinya, masih ada penjaga yang dapat diandalkan, yaitu sifat malu. Malu kepada Allah SWT dan malu kepada teman baiknya.
Keuntungan kedua, bimbingan, arahan, tausiyah, dan nasehat senantiasa akan didapat dari teman yang baik. Teman baik tentu tdak akan membiarkan temannya terjerumus dalam kesesatan.
Teman yang baik akan menghentikan langkah kaki temannya yang menjurus ke jurang kehancuran. Teman yang baik akan menghentikan ayunan tangan temannya yang mengarah kepada kejahatan. Teman yang baik akan menghentikan lisan temannya yang berkata-kata kasar, kotor, keji, bohong, dan munkar.
Selain dua keuntungan tadi, masih ada manfaat lain. Kecintaan dan doanya sangat kita butuhkan. Teman yang baik akan senantiasa mendoakan kebaikan bagi kita, baik saat diminta ataupun tidak diminta.
Saat kita masih hidup atau pada saat kita sudah meninggal dunia.
Tak hanya itu, teman yang baik akan memberi pertolongan terakhir saat kita di akherat.
استكثروا من الأصدقاء المؤمنين فإن لهم شفاعة يوم القيامة
”Perbanyaklah berteman dengan orang-orang yang beriman. Karena mereka memiliki syafaat pada hari klamat.” (Hasan Al- Bashri dalam Ma’alimut Tanzil, 4/268).
Syafaat
Rasulullah ﷺ bersabda para nabi, para malaikat, dan orang-orang yang beriman, semua telah memberi syafaat. Lalu Allah berfirman, “Sekarang tinggal syafaatku.” Kemudian Allah menciduk isi Neraka, dan Allah keluarkan banyak sekali manusia yang mereka telah gosong terbakar. Lalu mereka diletakkan di sungai di pintu Surga.
Diantara syafaat yang terjadi pada hari kiamat adalah syafaat dalam bentuk menyelamatkan orang yang sudah di Neraka untuk masuk surga. Para nabi, para malaikat, kaum mukminin, mereka semua bisa memberikan syafa’at. Termasuk Allah Ta’ala juga akan memberikan syafa’at, dengan mengeluarkan banyak sekali penduduk Neraka.
Rasulullah ﷺ bersabda,
شَفَعَتِ الْمَلاَئِكَةُ وَشَفَعَ النَّبِيُّونَ وَشَفَعَ الْمُؤْمِنُونَ وَلم يبقي إِلاَّ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
“Malaikat memberikan syafaat, para nabi dan kaum mukminin memberi syafaat, tidak ada lagi kecuali Dzat Yang Paling Penyayang….” (Shahih Muslim, hadits no. 302).
” اذْهَبُوا فَأَخْرِجُوا مَنْ عَرَفْتُمْ، فَيَأْتُونَهُمْ فَيَعْرِفُونَهُمْ بِصُوَرِهِمْ، لَا تَأْكُلُ النَّارُ صُوَرَهُمْ، فَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ النَّارُ إِلَى أَنْصَافِ سَاقَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ أَخَذَتْهُ إِلَى كَعْبَيْهِ، فَيُخْرِجُونَهُمْ، فَيَقُولُونَ: رَبَّنَا أَخْرَجْنَا مَنْ أَمَرْتَنَا، ثُمَّ يَقُولُ: أَخْرِجُوا مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ وَزْنُ دِينَارٍ مِنَ الْإِيمَانِ، ثُمَّ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ وَزْنُ نِصْفِ دِينَارٍ، حَتَّى يَقُولَ: مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ “. فَيَقُولُونَ: رَبَّنَا قَدْ أَخْرَجْنَا مَنْ أَمَرْتَنَا، فَلَمْ يَبْقَ فِي النَّارِ أَحَدٌ فِيهِ خَيْرٌ ” قَالَ: ” ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ: شَفَعَتِ الْمَلَائِكَةُ، وَشَفَعَ الْأَنْبِيَاءُ، وَشَفَعَ الْمُؤْمِنُونَ، وَبَقِيَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ “،
“Pergilah kalian dan keluarkan setiap orang yang kalian kenal, kata Allah. Lalu mereka pun mendatangi yang ada di Neraka dan mengenali wajah mereka yg tidak tersentuh Neraka. Ada diantaranya yang tersentuh neraka hingga setengah betisnya, dan ada yang hingga mata kaki. Lantas mereka pun mengeluarkan orang-orang tsb, lalu berkata: “Wahai Rabb kami, kami telah mengeluarkan orang-orang yang Kau perintahkan!”. Lalu Allah berfirman: “Keluarkanlah siapa pun yang masih menyisakan iman di hatinya walau hanya seberat sekeping uang 1 dinar… lalu keluarkan pula yang imannya hanya seberat setengah dinar…. Sampai Allah menyuruh dikeluarkan orang yang imannya hanya seberat semut paling kecil (dzarrah). Mereka lantas berkata lagi: “Wahai Rabb kami, kami telah mengeluarkan semua orang yang Kau perintahkan, sehingga tidak tersisa dalam neraka seorang pun yang masih punya kebaikan”. Ketika itu, Allah berkata: “Para malaikat telah memohonkan syafa’at, para Nabi telah memohonkan syafa’at, dan kaum mukminin telah memohonkan syafa’at, sehingga yang tersisa hanyalah Allah Arhamur Raahimiin (Dzat yang paling penyayang)…” . (HR: Ahmad).*