Hidayatullah.com–Pemerintah Suriah telah mengatakan tidak akan terjadi genjatan senjata hingga perbatasan dengan Jordania dan Turki ditutup total.
Menteri Dalam Negeri Suriah pada Sabtu mengatakan bahwa genjatan senjata tidak dapat terjadi hingga Turki dan Jordania menutup perbatasan mereka dengan Suriah.
Walid Muallim, pada kantor berita Reuters dikutip Daily Sabah, Ahad (07/02/2016), mengatakan bahwa “kafilah teroris” terus menerus menyebrang dari Suriah ke Jordania dan Turki, masing-masing tetangga Suriah di selatan dan utara, dan genjatan senjata tidak dapat dilakukan hingga setelah perbatasan ditutup.
Komentar Muallim dikeluarkan ketika serangan koalisi pemerintah pada kota Aleppo memaksa sepuluh ribu orang lari ke arah utara menuju Turki.
Ribuan orang tetap terjebak di perbatasan antara Suriah dan Turki pada Sabtu pagi, setelah pemerintah Turki menutup perbatasannya lebih awal pada minggu ini.
Badan bantuan Turki, IHH, telah mendistribusikan tenda pada orang-orang yang terdampar di perbatasan sisi Suriah sebagai langkah sementara, IHH mengatakan pada Sabtu.
Pejabat Uni Eropa mengadakan pertemuan tidak resmi di Amsterdam padan Sabtu, dan seorang sumber diplomatik mengatakan pada AFP bahwa mereka akan meningkatkan perhatian atas situasi di perbatasan Turki.
“Kita menghadapi kemungkinan yang sangat nyata tentang akan adanya gelombar besar pengungsi [menuju Eropa] … sebagai hasil dari pemboman membabi buta di sekitar Aleppo,” kata Menteri Dalam Negeri Luksemburg Jean Asselborn di saat menghadiri pertemuan itu.
Pada Sabtu sore, Turki menekankan bahwa mereka berkomitmen dengan prinsip “membuka perbatasan” bagi pengungsi, meskipun masih belum jelas apakah sejumlah besar orang-orang yang terdampar di sisi Suriah dapat menyebrang.
Situs berita Turki Daily Sabah pada Sabtu melaporkan bahwa lebih dari 110.000 orang menuju ke arah perbatasan yang dimana disebut-sebut sebagai eksodus pengungsi terbesar dari wilayah itu sejak kerusuhan dimulai pada tahun 2011.
Turki telah menjadi tuan rumah bagi lebih dari dua juta pengungsi yang mengungsi dari Suriah dalam empat tahun konflik berdarah Suriah.*/Nashirul Haq AR.