Hidayatullah.com—Polisi Korea Selatan hari Selasa (30/6/2020) mengatakan bahwa mereka memanggil dua aktivis yang dituding memicu ketegangan dengan Korea Utara dengan menerbangkan balon-balon dan botol plastik berisi beras melintasi perbatasan masuk ke wilayah utara.
Park Sang-hak seorang pengungsi asal Korea Utara dituduh menyebarkan selebaran anti-Pyongyang dengan bantuan balon melintasi perbatasan darat, sementara adiknya Park Jung-oh dituduh mengirimkan selebaran anti-Pyongyang disertai dengan botol berisi beras melintasi perbatasan laut. Keduanya diperiksa di Kantor Kepolisian Metropolitan Seoul, kata seorang petugas kepolisian yang mengetahui langsung kasus tersebut.
Petugas itu berbicara tanpa bersedia diungkapkan identitasnya karena dia tidak berwenang menyebarkan informasi itu ke media, lapor Associated Press.
Polisi menggeledah kantor Park bersaudara pekan lalu, menyita selebaran, buku rekening, data telepon seluler, file komputer dan materi-materi lain yang berkaitan dengan aktivitas mereka.
Petugas kepolisian itu mengatakan pemeriksaan lebih lanjut perlu dilakukan guna menentukan apakah mereka layak dikenai dakwaan pidana.
Korea Utara menyebut kampanye propaganda yang dilakukan Park bersaudara selama bertahun-tahun dan kegagalan Korea Selatan dalam mencegah aksi mereka awal bulan ini sebagai alasan meledakkan gedung yang menjadi kantor penghubungan antara kedua Korea yang terletak di wilayah Korut. Pyonyang juga mengancam akan mengambil langkah lain apabila Korsel tidak bertindak mengatasi kampanye-kampanye anti-Korut.
Menyusul penghancuran gedung penghubung tersebut Korea Selatan meminta agar pihak kepolisian menyelidiki Park bersaudara dan aktivis-aktivis lain karena memicu ketegangan dan berpotensi membahayakan nyawa warga yang tinggal di dekat perbatasan dengan Korea Utara.
Pihak berwenang di salah satu provinsi yang berbatasan dengan wilayah Korut juga menuding Park dan beberapa aktivis lain telah melakukan penipuan, penggelapan dan tuduhan-tuduhan lain berkaitan dengan donasi kegiatan mereka.*