Hidayatullah.com–Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Kamis (17/12), memuji calon presiden (Capres) Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump sebagai “pria yang sangat luar biasa, dan tidak diragukan lagi sangat berbakat.”
Putin, dalam konferensi pers tahunannya di Moskow, mengatakan ia menyambut ajakan Trump untuk membangun hubungan lebih baik dengan Moskow.
“Ia mengatakan ingin hubungan dengan Rusia dengan tingkat yang berbeda, lebih akrab dan lebih dalam,” kata Putin. “Bagaimana mungkin kita tidak menyambut ajakannya itu? Tentu saja kita sambut baik,” ujarnya dikutip Voice of America (VoA).
Tapi pemimpin Rusia itu tidak berkomentar tentang pencalonan Trump sebagai presiden dari Partai Republik.
“Bukan urusan kita menilainya. Tergantung rakyat AS,” kata Putin, “tapi ia memimpin dalam arena pencalonan presiden AS.”
Pemimpin Rusia itu mengatakan Moskow “siap bekerjasama dengan siapapun yang dipilih oleh rakyat Amerika sebagai presiden.”
Trump, pendatang baru pada bidang politik dan pernah menjadi pembawa acara realita TV, tampil sebagai pemimpin dalam survei yang dilakukan di antara pendukung Partai Republik sebelum pemilihan pendahuluan partai Republik di negara bagian, yang akan mulai pada bulan Februari.
Namun, analis politik Amerika mencatat bahwa para pemilih sering kali mengubah pilihan mereka dalam bulan-bulan kampanye sebelum pemilu pada bulan November.
Trump, ketika ditanya pada hari Rabu apa yang akan ia lakukan untuk menghentikan serangan udara Rusia di Suriah, mengatakan bahwa ia pertama-tama akan mencoba mengambil simpati Putin.
“Saya rasa, saya bisa cocok dengan Putin,” kata Trump, “dan saya bisa cocok dengan yang lainnya, dan dunia kita akan jauh lebih stabil. Saya akan bicara padanya. Saya bisa cocok dengannya.”
Tapi pada bulan Oktober, Trump memiliki pandangan yang berbeda. Ia mengatakan akan “duduk” dan memperhatikan kemajuan serangan udara Moskow terhadap para pemberontak di Suriah, karena menurutnya Rusia mungkin akan terjerat dalam konflik Timur Tengah.
Donald Trump menjadi kecaman dunia setelah berbagai pernyataan dan sikapknya dinilai anti Islam (Islamophobia). Awal Oktober lalu, bakal calon presiden AS ini menyerukan larangan “total” terhadap Muslim untuk memasuki Amerika Serikat.
Sejak pernyataannya dinilai membenci Islam, banyak protes berdatangan. Baru-baru ini sebuah Petisi munul untuk Donald Trump.
Di Inggris, muncul petisi yang meminta agar Trump dilarang masuk ke tanah Britania. Petisi diajukan melalui situs petisi resmi pemerintah Inggris, sebagai respons atas seruan Trump yang melarang seluruh Muslim masuk ke wilayah AS karena ancaman terorisme yang meluas.
“Inggris telah melarang masuk banyak orang karena pidato kebencian. Prinsip yang sama harus diberlakukan bagi setiap orang yang ingin masuk ke Inggris,” demikian bunyi petisi yang diajukan oleh warga Skotlandia, Suzanne Kelly, yang sudah lama menjadi pengkritik aktivitas bisnis dan politik Trump.
Dukungan Rusia kepada Donald Trump hanya akan menjadi pembenar kalangan Islam bahwa kehadiran Amerika dan Rusia adalah memusuhi umat Islam.*