Hidayatullah.com– Insiden kerusuhan di Rutan Mako Brimob ditanggapi pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar (BWU). Menurutnya Polri harus introspeksi. Ia menilai aparat Rutan kurang siaga dan lengah.
Polri, kata dia, perlu memeriksa latar belakang atau duduk perkara insiden tersebut sampai peristiwa itu terjadi. Kejadian ini menurutnya pelajaran yang penting untuk memperbaiki organisasi khususnya Brimob dan Densus 88.
Baca: Komnas HAM Diminta Selidiki Aksi di Mako Brimob secara Profesional-Independen
“Jika memang ada aparat yang salah dalam menjalankan tugas, harus diberikan sanksi secara berjenjang. Karena melihat jatuhnya korban 5 aparat kepolisian tersebut,” ujarnya kepada hidayatullah.com, Jumat (11/05/2018).
Ia menambahkan, Polri juga perlu membenahi fungsionalisasi Rutan di Markas Brimob. “Sudah tepat atau tidak?” tanyanya.
Baca: Muhammadiyah: Polisi Harus Kedepankan Investigasi Penyebab Kerusuhan Mako Brimob dengan Bijak
Juga menyangkut sistem pengawasan dan pertanggungjawabannya serta pengamanannya.
“Bagaimana menurut standar Polri, Brimob, atau lembaga pemasyarakatan? Dan siapa yang seharusnya menjaga Rutan tersebut. Lembaga pemasyarakatan, Mabes Polri, atau Brimob,” pungkasnya.
Baca: PAHAM: Perlu Kejelasan Kewenangan Pengelolaan Rutan Mako Brimob
Sementara itu diketahui, belum lama usai kerusuhan tersebut, Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, pada Kamis (10/05/2018) tadi malam kebobolan lagi. Seorang terduga teroris berusia 23 tahun asal Jawa Barat melakukan serangan dari luar. Akibatnya seorang polisi tewas terbunuh dalam serangan itu.
Ind Police Watch (IPW) merasa prihatin dengan peristiwa ini karena terjadi di Mako Brimob pasca kekacauan di Rutan Brimob.
Baca: TPM Minta Aparat Tak Diskriminatif terhadap Tahanan Terorisme
“IPW berharap Polri transparan mengungkap peristiwa pembunuhan anggota Brimob ini dan mengungkap pelaku dari teroris jaringan mana. Polri juga perlu meningkatkan keamanan di sekitar Mako Brimob. Jika keamanan anggota polisi di markas komando pasukan elit Polri itu saja tidak bisa terjaga, bagaimana publik bisa percaya bahwa polisi mampu menjaga keamanan masyarakat,” ujar Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam siaran persnya diterima redaksi, Jumat.* Andi