Hidayatullah.com–Ribuan orang turun ke jalanan kota terbesar di Turki untuk memprotes keputusan AS yang secara resmi memindahkan kedutaan besarnya di Israel dari Tel Aviv ke Jerusalem (Baitul Maqdis).
Sekitar 6.000 orang berkumpul pada Senin di Istanbul tengah untuk mengutuk pemindahan kedubes dan pembunuhan 55 warga Palestina oleh pasukan Zionis Israel di Gaza – yang menjadi hari paling berdarah di wilayah terkepung itu sejak perang 2014.
Militer Zionis Israel menembakkan amunisi hidup, gas air mata dan bom api pada para demonstran tak bersenjata yang berkumpul di beberapa titik dekat pagar yang memisahkan Gaza dengan Israel, melukai lebih dari 2.700 orang.
Para pakar HAM PBB juga mengutuk Israel karena menggunakan “kekuatan yang tidak seimbang”, sementara Amnesty International menyebut tindakan itu “horor” yang melanggar hukum internasional.
Ketika berita kematian di Gaza menyebar di Istanbul, kerumunan besar orang turun ke jalanan sibuk Istiklal dengan melambai-lambaikan bendera Palestina dan Turki sembari meneriakkan slogan.
“Tenggelam bersama Amerika, tenggelam bersama Israel. Israel adalah sebuah negara teroris,” kata Bulent Yildirim, salah satu dari organiser demonstrasi dan presiden IHH, organisasi amal Turki non-pemerintah.
“Palestina akan merdeka dan hari ini akan menandakan akhir Israel dan Nakba,” merujuk pada pendirian negara Zionis Israel pada 15 Mei, 1948 dalam kampanye kekerasan yang menyebabkan pengusiran ribuan warga Palestina dari rumah mereka.
Beberapa demonstran membakar bendera AS dan mendesak Turki untuk menutup misi diplomasi Israel di negara itu, menyorakkan: “Tutup kedutaan Israel.”
“Kami akan mengorbankan darah kami dan hidup kami untuk Palestina,” Bahadir Kurtulmas, mahasiswa berumur 20 tahun, mengatakan pada Aljazeera.
“Rakyat Turki dan umat Islam tidak akan pernah meninggalkan Palestina; kami akan terus melawan imperialisme AS dan Israel.”
Baca: [Update] Zionis Bunuh 58 Orang, Lukai 2400 Warga Palestina di Perbatasan
‘Memicu api’
“Pemerintahan AS Donald Trump memindahkan kedutaan besarnya ke Jerusalem untuk menghancurkan kesempatan perdamaian dan memicu api yang akan menyebabkan lebih banyak korban nyawa dan luka-luka serta kehancuran dan bencana di wilayah itu,” seorang pejabat Turki, Bozdag, menulis di Twitter.
“Mulai sekarang, masalah Palestina dan Jerusalem tidak akan pernah sama,” lanjutnya.
Sejak demonstrasi dimulai pada 30 Mei, pasukan Zionis Israel telah membunuh 104 warga Palestina di wilayah terkepung itu dan melukai 12.000 orang.*/Nashirul Haq AR