Hidayatullah.com– Penyelenggaraan ibadah haji memasuki fase pemberangkatan jamaah dari Madinah menuju Makkah, Arab Saudi. Sebanyak 18 kloter jamaah yang sudah selesai menjalani Arbain, akan diberangkatkan mulai Kamis (26/07/2018) ke kota kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Kepala Bidang Transportasi Haji Subhan Cholid mengatakan, pihaknya telah menyiapkan 1.400 bus. Subhan memastikan seluruh armada sudah siap beroperasi mengangkut jamaah dari Madinah ke Makkah. Bus akan beroperasi sejak pukul 06.00 hingga 18.00 Waktu Arab Saudi.
“Kesiapan bus pengangkut jamaah Indonesia sudah 95 persen, termasuk pengemudinya. Lima persennya tinggal jamaah berangkat,” ujar Subhan di Madinah, Rabu (25/07/2018) lansir Kementerian Agama, Kamis.
Baca: 118 Kloter Telah Mendarat di Tanah Suci, 5 Jamaah Wafat
Menurut Subhan, bus akan dibagi menjadi tiga kelompok dengan masing-masing pemberangkatan sebanyak 168 armada setiap harinya.
“Pada hari pertama ini, kita akan memberangkatkan jamaah dari Madinah sebanyak 18 kloter dengan bus dari perusahaan ‘Dallah Hajjtransport’,” lanjutnya.
Untuk pengamanan, PPIH Arab Saudi tahun ini mengontrak tujuh perusahaan organda (naqabah). Sebagai bentuk pengawasan, perusahaan tersebut wajib menyiapkan Global Position System (GPS).
Selain itu, pihak organda Arab Saudi pun akan melakukan pemeriksaan kesehatan, termasuk tes narkoba seluruh supir, lima jam sebelum keberangkatan.
“Pemeriksaan supir dilakukan tim organda. Tujuannya menghindari penggunaan narkoba. Jika terbukti akan kita kembalikan,” tutur Subhan.
Setelah dinyatakan sehat dan bebas narkoba, para supir baru diizinkan untuk mengantar jamaah. Supir yang disiapkan organda hampir seluruhnya adalah warga setempat, sehingga memudahkan memahami rute perjalanan.
Baca: Jamaah Indonesia Wafat Saat Shalat Ashar di Masjid Nabawi
KKHI Makkah Siap Layani Jamaah
Sementara itu, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah siap melayani jamaah yang membutuhkan perawatan. KKHI yang beralamat di wilayah Al Aziziyah Janubiyah Makkah ini dilengkapi 270 bed dengan ditambah 100 bed cadangan.
“Kami memiliki 46 perawat, 18 dokter umum, dan 26 dokter spesialis mencakup syaraf, paru, jantung, anestesi, dan kesehatan penerbangan,” ungkap Kepala KKHI dr Nirwan Satria didampingi Kasi Kesehatan Daker Makkah M Imran, Selasa (24/07/2018).
Menurut dr. Nirwan, kesembuhan pasien tergantung kondisi psikologisnya. “Ketika dirawat di sini akan didampingi tim pembimbing ibadah haji sebagai ganti anggota keluarga,” imbuh dr. Nirwan.
Menurutnya, ibadah haji adalah ibadah fisik, sehingga jamaah wajib menjaga kesehatan.
“Jika sampai sini langsung dirawat maka sulit laksanakan ibadah,” ungkapnya.
Apalagi, imbuh dr. Nirwan, suhu di Arafah capai 52 derajat celsius. “Jangan sampai jamaah malas minum, nanti bisa dehidrasi,” pesan dr. Nirwan.
“Kelembapan di sini hanya 17 persen, sementara di Indonesia di atas 60 persen,” ujarnya membandingkan.
“Usahakan minum satu gelas tiap dua jam, cek dehidrasi atau tidak melalui warna air seni,” sambungnya. “Semakin pekat warna air seni, itu tanda tubuh alami dehidrasi,” pungkasnya.*
Baca: Petugas Haji Indonesia Diharapkan Kasih Pelayanan Lebih Baik