Hidayatullah.com—Qatar menolak sama sekali tuduhan yang menyebutkan bahwa pihaknya terlibat dalam rencana pembunuhan tokoh-tokoh pejabat tinggi Eritrea.
Hari Kamis (28/11/2019), Eritrea menuding Qatar bertindak subeversif, termasuk mendukung kelompok-kelompok oposisi melawan pemerintah, lansir BBC.
Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan pihaknya “tidak ada urusan dengan faksi-faksi atau kelompok-kelompok apapun di Eritrea. Pernyataan kementerian itu juga menggarisbawahi protes menyusul tuduhan serupa yang diutarakan negara Afrika itu pada bulan April.
Dalam pernyataannya Qatar mengatakan “[tuduhan] ini menimbulkan kecurigaan terhadap maksud sesungguhnya dan pihak-pihak di balik pernyataan tidak realistis ini.”
Eritrea memiliki hubungan dekat dengan Qatar sampai munculnya permusuhan di kalangan negara-negara Teluk pada 2017.
Sejak itu Eritrea mengubah persekutuannya kepada aliansi Arab Saudi-Uni Emirat Arab dalam konflik di Yaman.
Guna membantu pasukan koalisi pimpinan Saudi, negara di pesisir Laut Merah dan berhadapan langsung dengan Yaman, menyediakan pangkalan militer untuk pasukan Uni Emirat Arab di dekat kota pelabuhan Assab.*