Hidayatullah.com — Demonstrasi yang mendesak Presiden Abdel Fattah Al-Sisi untuk mundur terus berlanjut hingga hari ketiga, di Mesir lapor Middle East Monitor (23/09/2020).
Para demonstran berkumpul Giza, Fayoum, Minya, Luxor dan Aswan pada Selasa malam, meneriakkan “Jangan takut, Sisi harus pergi” dan “Ayo Balhah,” merujuk pada julukan populer yang disematkan kepadanya.
Balhah, atau kurman merah, adalah istilah yang digunakan untuk orang-orang yang mengklaim diri mereka memiliki kecerdasan dan kebijaksanaan tetapi sebenarnya tidak memilikinya.
Bekas kontraktor militer Mesir yang sekarang menjadi pelapor pelanggaran atau whistleblower Mohamed Ali menyerukan demonstrasi pada peringatan 20 September 2019 dan agar rakyat Mesir bersatu melawan rezim yang berkuasa.
Pada Selasa, dia meminta rakyat Mesir untuk terus berdemonstrasi.
Seperti dilansir Al-Araby Al-Jadeed, pasukan keamanan Mesir mengepung desa Al-Kadaya di pusat kota Atfih. Pihak berwenang bertemu dengan keluarga dan meminta mereka untuk tidak berdemonstrasi.
Sebagai tanggapan, warga menggulingkan mobil polisi dan membakarnya. Di desa Al-Hawarta di Kegubernuran Minya, sekelompok pengunjuk rasa mendorong kendaraan keamanan ke kanal.
Polisi memberlakukan jam malam di Kairo selatan kemarin ketika penduduk turun ke jalan untuk mengecam memburuknya kondisi hidup dan penggusuran rumah.
Lebih dari 200 orang telah ditahan dari seluruh Mesir dengan tuduhan bergabung dengan kelompok teror, menyiarkan dan menyebarkan rumor palsu dan menyalahgunakan media sosial; 150 dari mereka telah dihadirkan di Kejaksaan Keamanan Negara.
Kemarin, PBB menyerukan agar orang-orang “diizinkan untuk mengekspresikan diri mereka sendiri, dan agar pemerintah mendengarkan rakyat.”
Menanggapi pertanyaan tentang apakah kebungkaman internasional terhadap 60.000-100.000 tahanan politik Mesir merupakan mandat untuk melanjutkan kebijakan penindasan, juru bicara Stephane Dujarric berkata, “Tidak peduli negara mana yang kita bicarakan, tidak ada seorang pun yang memiliki mandat mutlak untuk membungkam publik ekspresi atau ekspresi politik.”
Pada hari Ahad, Amnesty International menyerukan pembebasan pengunjuk rasa yang masih ditahan dari demonstrasi September tahun lalu. Pada saat itu, 4.000 orang ditangkap sebagai pembalasan.
Media yang dikelola pemerintah menyiarkan berita-berita yang mendukung presiden, dengan beberapa menyangkal demonstrasi sedang berlangsung dan yang lain mengatakan bahwa jumlahnya terbatas.
Egypt Independent mencoba menghancurkan citra Mohamed Ali dengan menyebutnya sebagai pencuci uang Ikhwanul Muslimin.
Aktivis di media sosial menyerukan warga Mesir untuk menyerbu kota Produksi Media tempat sebagian besar saluran TV Mesir memiliki kantor pusat.*