Hidayatullah.com– Perihal sesederhana mimpi rupanya bisa berujung ke urusan di kepolisian. Adalah Sekjen Habib Rizieq Shihab (HRS) Center, Haikal Hassan, yang mengalaminya. Haikal Hassan dilaporkan ke Polda Metro Jaya karena mengaku bermimpi bertemu Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Entah apa yang dipikirkan sang pelapor, yang jelas, cerita Haikal bermimpi bertemu Rasulullah itu masih rentetan dengan kasus penembakan enam anggota Front Pembela Islam (FPI).
Sontak saja, pelaporan ke polisi terhadap mimpi Haikal Hassan itu dipertanyakan banyak bahkan menuai sindiran. Dari sindiran halus sampai yang keras. Akun Ulil Abshar-Abdall @ulil misalnya, pantauan hidayatullah.com pada Kamis (17/12/2020), ia menulis:
“Sampai soal mimpi dibawa ke polisi. Maunya apa orang2 ini? Jika sedikit2 dibawa2 ke polisi, kapan bangsa ini mau dewasa? Proses pendewasaan terjadi jika ada kritik dan kontra-kritik. Bukan via polisi.
Keterangan: Saya bukan penggemar Haikal Hassan dan tidak mempercayai mimpinya.”
Baca: KAMMI Dukung Komnas HAM Investigasi Tragedi Penembakan Anggota FPI
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD juga menyinggung persoalan mimpi lewati ciutannya. ”
“Saat penataran P4, Gus Dur (GD) tidur. Tiba2 dibangunkan oleh Penatar dan ditanya ttg konsep demokrasi.
GD: Sy baru bermimpi bertemu dgn Bung Karno dan menceritakan kpd sy ttg konsep demokrasi.
Penatar: Ini serius, jgn bcr mimpi.
GD: Katanya demokrasi, kok bermimpi sj dilarang,” tulis Mahfud lewat akunnya @mohmahfudmd diiringi emoticon tertawa.
Kicauan Mahfud dikomentari banyak warganet. Antara lain: “@mohmahfudmd Kalau babe Haikal mimpi ketemu nabi dilaporin ,,,kita tunggu ada ngga yg berani laporin ust Ucup yg mimpi ketemu nabi juga,” tulis Caladinoktrok @Caladinoktrok1.
Haikal Hassan menyampaikan mimpinya bertemu Rasullah pada acara takziyah di Mega Mendung, Bogor, Rabu (09/12/2020), saat pemakaman lima laskar FPI yang tewas ditembak polisi pada Senin (07/12/2020).
Majelis Ulama Indonesia sampai angkat suara menyikapi pelaporan mimpi tersebut. Wakil Ketua Umum MUI Buya Anwar Abbas mengaku heran terhadap pelaporan tersebut. Ia mempertanyakan kenapa mimpi tersebut bisa dilaporkan ke polisi.
“Kok mimpi orang bisa dipolisikan? Emangnya tugas polisi juga mengurusi dan mengamankan mimpi-mimpi orang?” ujarnya kepada awak media, Selasa (15/12/2020) malam.
Buya Anwar menilai mimpi tersebut tak perlu diributkan. Buya Anwar mengaku bahwa tidak sekali ini saja mendengar orang bertemu dengan Rasulullah lewat mimpi. Ia mengatakan, jika Haikal Hassan menyatakan pernah bermimpi ketemu Rasulullah, “kok kita ribut? Ya Alhamdulillah. Dia bisa bermimpi ketemu Rasulullah,” katanya.
Sebab, jelasnya, seseorang memang bisa saja bermimpi bertemu dengan Rasulullah. Bahkan hal itu merupakan keinginan setiap orang Islam termasuk dirinya Buya Anwar.
“Saya pengennya minta ampun, ingin ketemu Rasulullah dalam mimpi tapi belum kunjung terwujud juga sampai hari ini. Tapi teman saya yang memang sering membaca Al-Qur’an dengan dalami tafsirnya juga bercerita kepada saya bahwa beliau pernah bermimpi ketemu Rasululllah. Ya saya mengucapkan ‘Alhamdulillah, ini sebuah karunia untuk Bapak’ kata saya,” tambah Anwar dikutip Detikcom.
Baca: Khawatir Mimpi dan Dipolisikan, Tengku Zulkarnain Sindir Pelaporan terhadap Haikal Hassan
Sebagaimana diketahui, sang pelapor mimpi tersebut, Husein Shihab, beralasan, bahwa -yang ia sebut- kebohongan dan cerita mimpi itu dinilai membenarkan tindakan radikalisme.
”Dia kan bilang kemarin bahwa semua orang yang dalam ceramahnya beberapa menit, itu kan bilang semua orang yang berduka itu didatangi sama Rasulullah. Itu konteksnya di situ, dari narasi satu kalimat itu sudah menurut kita udah ada berita bohongnya. Karena nggak mungkin semua orang yang berduka itu didatengi Rasulullah. Padahal kan harus dibuktikan bener nggak omongannya Haikal,” ujar Sekjen Forum Pejuang Islam ini kepada wartawan dikutip Pwmu.co.*