Hidayatullah.com–Suasana tampak mencekam diiringi pengawasan ketat di dalam areal Al-Aqsha Kamis (17/04/2014) malam. Di pintu gerbang tampak sejumlah tentara berjaga-jaga.
Beberapa satuan kepolisian pun ditempatkan di beberapa sudut kota. Mereka juga didukung oleh angkatan khusus penjaga keamana perbatasan.
Saksi mata mengatakan, jama’ah shalat Al-Aqsha mengalami ketegangan. Tentara Zionis memaksa pemerintah distrik Al-Quds untuk menutup semua pintu masuk ke Al-Aqsha yang biasa digunakan para pemukim Zionis menyerbu Al-Aqsha.
Tentara juga sempat sempat menginterogasi sebagian pemuda dan memeriksa identitasnya, khawatir terjadi bentrokan antara pemukim Zionis dengan warga Palestina, saat mereka menyerbu Al-Aqsha.
Dikutip Pusat Informasi Palestina (PIC), semenjak Kamis (17/04/2014) tadi malam, puluhan warga menginap di Masjid Al-Aqsha karena khawatir ada serangan mendadak kelompok Zionis yang didukung tentaranya menyerbu Masjid Al-Aqsha dengan maksud mengusir kaum Muslimin dari dalam masjid agar mereka dapat leluasa melakukan ritualnya di dinding Al-Buraq dalam rangka peringatan hari Paskah Yahudi.
Sebelumnya, 25 warga Palestina terluka akibat serangan Zionis tadi malam terhadap jama’ah yang sedang shalat di dalam masjid. Mereka datang dari gerbang Al-Mugaribah dan menyerbu kaum muslimin dengan menembakan gas air mata dan bom suara. Akibatnya 20 warga Palestina mengalami luka-luka, seperti dilaporkan koresponden Al-Jazeera dari Al-Quds.
Sementara itu, tentara Zionis mengamankan para pemukim dan melarang kaum Muslimin yang kurang dari 50 tahun memasuki masjid.
Bentrokan kemarin adalah yang ke empat harinya menyusul ancaman kelompok radikal Zionis yang akan menyerbu Masjidil Al-Aqsha, menjelang peringatan hari Paskah.
Sebelumnya, pasukan Zionis melakukan operasi pengamanan di sekitar Kota Lama dan gerbang Al-Haram Al-Quds sejak Ahad kemarin, mengantisipasi gelombang yahudi radikal yang menyerukan penyerangan terhadap Al-Aqsha.
Dengan tajuk “Jumat Para Penjaga Al-Aqsha”, para aktivis pemuda mengumumkan digelarnya kampanye membela Al-Quds dan Masjid Al-Aqsha menghadapi permusuhan dan kekerasan pasukan Zionis penjajah dan warga eskstrim Yahudi yang ingin membagi masjid menjadi dua antara umat Islam dan Yahudi.*