Hidayatullah.com–Tentara yang menghendaki tapuk kepemimpinan, sebaiknya jangan menjadi tentara. Sebab tentara bukanlah jalan untuk meraihnya, melainkan menjadi pengaman Negara, demikian dikatakan mantan Kabakin AM Hendropriyono.
“Tentara bertekad jadi benteng, bukan jadi raja,” demikian yang disampaikan Hendro di Kantor DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Selasa (03/06/2014) kemarin.
Kedatangan Hendro langsung disambut oleh tokoh-tokoh LDII seperti; Ketua LDII Prasetyo Sunaryo, Azhar Budiman, dan Wakil Sekretaris Umum Hasyim Nasution.
Ditanya mengapa ia berkunjung ke markas DPP LDII, Hendro mengakui bahwa kedatangannya hanya untuk silaturahmi, bukan mencari dukungan untuk pasangan Capres-Cawapres.
Hendro menyatakan bahwa untuk mencari pemimpin haruslah didasari karena satu pikiran. Sehingga akan terjadi barisan yang kuat.
“Untuk bersilaturahmi, menyatukan pikiran dan merapatkan barisan,” sampainya.
Kendati demikian, di akhir pertemuan, Hendro mengakui dukungannya terhadap Jokowi-JK. Ia mengaggap keduanya adalah calon pemimpin yang memimpin dengan merakyat.
“Saya mendukung JW-JK,” akunya.
Diwakili salah satu pengurus, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) sendiri menyatakan tetap netral di dalam pemilihan Capres-Cawapres. Dan tetap perhatikan prinsip pilih terbaik dari yang baik.
Sebelumnya, Hendropriyono secara terbuka meminta dukungan LDII pada pasangan Jokowi-JK.
“Saya ini mendukung orang yang pantas jadi presiden,” kata Hendro disampaikan kepada para pimpinan LDII.
Seperti diketahui, Hendropriyono adalah salah satu tim pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla.
Hendropriyono diangkat sebagai Kepala BIN menggantikan Letjen (Purn) Arie J. Kumaat dan Kedudukan Kepala BIN setingkat menteri negara di era Presiden Megawati Soekarnoputri. Di era Megawati pula Ustad Abubakar Ba’syir dipenjarakan.*