Hidayatullah.com–Pertemuan tingkat tinggi enam negara Dewan Kerjasama Teluk (Gulf Cooperation Council) yang dipimpin Raja Arab Saudi Abdullah memulai rapat-rapat penting pada hari Selasa (10/5).
“Kepala-kepala negara GCC membicarakan semua isu regional dan global yang menjadi perhatian bersama, terutama ketegangan politik di beberapa negara Arab,” kata Sekretaris Jenderal GCC Abdullatif Al-Zayani.
Dalam jumpa pers usai pertemuan Selasa itu, Al-Zayani juga memberikan keterangan tentang pembahasan para menteri luar negeri atas rencana bergabungnya Yordania dan Maroko dalam organisasi itu. Yaman sudah lebih dulu mengadakan negosiasi dan akan masuk menjadi anggota pada tahun 2016.
Arab Saudi sebagai tuan rumah menyambut hangat keinginan Yordania dan Maroko untuk bergabung. GCC akan menjadi pasar ratusan juta orang jika Yordania dan Maroko masuk menjadi anggotanya.
Para pemimpin negara Teluk mendesak agar para pihak di Yaman menandatangani kesepakatan damai yang telah mereka ajukan untuk mengakhiri konflik.
Menurut Al-Zayani para pemimpin GCC bertekad untuk lebih merekatkan kerjasama di berbagai bidang termasuk keamanan. Terutama setelah belakangan ada upaya intervensi dari Iran terhadap masalah regional mereka dan tertangkapnya jaringan mata-mata negara Syi’ah itu di Kuwait.
“KTT ini bertepatan dengan saat ketegangan GCC-Iran tinggi,” kata Al-Zayani.
GCC menyeru agar Iran berhenti memberikan dukungan kepada para demonstran di Bahrain.
Dalam KTT itu dibahas pula masalah Libya, sengketa pulau antara Uni Emirat Arab dengan Iran serta kesepakatan damai antara Hamas dan Fatah.*