Hidayatullah.com — Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkonminfo) Tifatul Sembiring, mengajak kaum Muslimin untuk memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada saat ini untuk dipergunakan sebagai alat untuk saling mencerahkan umat.
“Umat Muslim harus masuk ke teknolgi. Manfaatkanlah teknologi yang ada untuk melakukan pencerahan umat. Kalau bukan kita siapa lagi. Jadi jangan hanya melototin saja,” kata Menteri Tifatul ditemui Hidayatullah.com di ruang kerjanya di Gedung Menkominfo, Jl Medan Medeka Barat, Jakarta Pusat, Jum’at (20/08/2011).
Kata Tifatul, kecanggihan tekonolgi saat ini bahkan tidak bisa dibatasi ruang dan waktu. Itu sebabnya, kata dia, teknologi informasi eletronik seperti televisi, radio dan internet, saat ini menjadi seperti laten yang dapat membuat pengaruh yang luar biasa.
“Dakwah dengan teknologi radio, kita bisa menyampaikan pengajian kepada ratusan bahkan ribuan jamaah. Coba kalau itu dilakukan di lapangan, kita harus mengundang orang, belum lagi harus menyiapkan air minumnya,” selorohnya.
Menteri dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga mengapresiasi gagasan sebagian kalangan umat muslim yang ingin mendirikan stasiun televisi dalam rangka mengimbangi tayangan tayangan televisi nasional kita yang cenderung masih dominan hanya mengejar rating semata tanpa memperhatikan kualitas dan manfaat.
“Tidak ada masalah. Untuk itu, tentu perlu rancangan yang matang dan jelas. Bisa saja misalnya para kru magang dulu di stasiun TV yang sudah mapan seperti TVRI dan lain lain,” ujarnya.
Selain itu, Menteri Tifatul juga mendukung berdirinya asosiasi radio Islam di Indonesia yang telah digagas praktisi radio di pusat dan daerah. Dengan adanya aosiasi semacam itu, kelak radio radio Islam diharapkan bisa membentuk news agency (kantor berita) sendiri.
Selain dinilai efektif, kantor berita ini kelak bisa menjadi wadah saling bertukar konten antar anggota asosiasi dengan harga terjangkau sesuai kesepakatan.
Menteri Tifatul Sembiring sudah memberi contoh. Ia rutin berkicau di twitter untuk sekedar menyampaikan pesan hikmah. Tak jarang ia juga menuliskan taushiah singkat pada moment tertentu, misalnya ketika hari Jum’at dan lain lain.
Sehingga tak heran jika kemudian Tifatul dinobatkan sebagai politikus terpopuler ke-24 se dunia. Berdasarkan catatan statistik situs Famecount.com, Tifatul berada di peringkat 24 jajaran politisi dunia yang paling populer di jejaring sosial. Dalam statistik itu, peringkat pertama dipegang oleh Presiden Amerika Serikat Barack Obama.*