Hidayatullah.com- Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tasikmalaya, KH. Aminuddin Busthomi, M.Ag merasa bersyukur atas terbitnya Peraturan Daerah (Perda) Nomor:07/2014 Tentang Tata Nilai Kehidupan Masyarakat yang Religius di Kota Tasikmalaya beserta grand launching Majelis Sholawat Indonesia (MSI) Tasikmalaya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, bahwa Perda tersebut telah resmi dideklarasikan oleh Wali Kota Tasikmalaya, Drs. H. Budi Budiman di Masjid Agung Tasikmalaya, belum lama ini. [baca: Wali Kota Tasikmalaya Deklarasikan Perda Syariah].
“Alhamdulillah, yang pertama tentu ini anugerah bagi umat Islam di kota Tasikmalaya, karena memang lika-liku perjuangannya cukup lama untuk menyusun Perda ini, sekitar 5 tahun baru selesai, sejak dari tahun 2009 sampai 2014 dengan Perda Nomor: 07/2014 yang ditindaklanjuti dengan SK Nomor: 462.1.2015/Kesbangpol,” ungkap KH. Aminuddin kepada awak hidayatullah.com, Jum’at (24/04/2015) pagi.
Selain itu, menurut KH. Aminuddin, terbitnya Perda tersebut merupakan kebahagian tersendiri bagi umat Islam di kota Tasikmalaya. Saat launching dan penandatanganan deklarasi penerapan Perda tersebut, lanjutnya, bisa dilihat bagaimana antusias dari ribuan umat Islam Tasikmalaya yang hadir dalam acara tersebut.
“Hal itu merupakan sebuah bentuk ungkapan kebahagian yang dilakukan semata-mata untuk Syiar Islam,” ungkap KH. Aminuddin.
Sebagai Wakil Sekretaris Tim Koordinasi Penerapan Tata Nilai, KH. Aminuddin, menyampaikan bahwa kisi-kisi program sudah disepakati. Ada 6 program utama (lengkap dengan indikatornya.red) yaitu, pertama tentang pembinaan bidang aqidah, –terutama antisipasi dari aliran-aliran sesat, kedua, tentang penyelenggaraan ibadah sesuai agamanya masing-masing, ketiga tentang pembinaan moral dan etika, keempat tentang pendidikan, kelima tentang kesejahteraan ekonomi dan sosial serta keenam tentang Syiar Islam.
Lebih lanjut lagi, KH. Aminuddin mengatakan, jika sebuah pemerintahan ingin memperbaiki kondisi dari berbagai sektor, tentu harus benar dan jelas acuannya (itu siapa ,red) yang mampu dijadikan sebagai tauladan atau uswatun khasanah (contoh yang baik, red).
“Lalu yang dijadikan acuannya itu siapa, itu kan pertanyaannya? Dan jawabannya tentu tidak ada lagi dan tidak ada yang lain kecuali hanya Rasulullah ShalAllahu ‘Alaihi Wa Salam,” tegas KH. Aminuddin.
Salah satu bentuk konkrit dari kecintaan seseorang kepada Rasulullah ShalAllahu ‘Alaihi Wa Salam, menurut KH. Aminuddin adalah dengan banyak mengingat serta membacakan sholawat kepadanya. Untuk itu, lanjutnya, masyarakat kota Tasikmalaya yang tergabung dalam MSI, rutin setiap Rabu menggelar acara membaca sholawat bersama di Masjid Agung Tasikmalaya.
“Kurang lebih sekitar 3000 sampai 3500 orang setiap minggunya. Itu yang rutin. Sementara, kemarin, saat deklarasi penerapan Perda Nomor: 07/2014 dan grand launching MSI Tasikmalaya, ada sekitar 5000 orang yang hadir. Kan ruang utama masjid tuh penuh sampai serambinya,” pungkas KH. Aminuddin.*