Hidayatullah.com—Hari Ahad (29/1/2023), Universitas Al-Azhar membuka Program Bahasa Arab bagi penutur asing. Program ini diresmikan di salah satu ruang Ma’had Al-Azhar, Kairo, Mesir.
“Apresiasi yang tinggi untuk Markaz Tathwīr Ta’līm at-Thullāb al-Wafidīn wa al-Ajānib bi al-Azhar atas langkahnya mendirikan Ma’had Program Bahasa Arab bagi penutur asing dengan tampilan dan fasilitas yang modern,” demikian terang Grand Syaikh Al-Azhar, Syeikh Ahmad Muhammad Al-Tayyieb dalam sambutannya saat peresmian Ma’had Al-Azhar Program Bahasa Arab, sebagaimana dikuti Shout Al-Azhar, Senin (30/1/2023).
Ma’had Al-Azhar Program Bahasa Arab ini letaknya di Hay Sadis, Madinat Nasr, Kairo. “Berdiri di tanah seluas 1000 m². Bangunannya ada 4 lantai, terdiri dari 17 ruang kelas dengan kapasitas total 360 murid, kemudian ada ruang kantor, aula, perpustakaan, mushola, dan laboratorium,” jelas Dr. Nahlah As-Soidi, Direktur Markaz Tathwīr.
Ikut mendampingi peresmian ini, Dr. Muhammad Al-Dwaini, Wakil Sekretaris Al-Azhar Al-Sharif, Syeikh Ayman Abdul Ghani, dan pemimpin senior di Al-Azhar Al-Sharif.
Markaz Tathwīr (Pusat Pengembangan) didirikan pada tahun 2018. Hal itu, di dasari karena perhatian Grand Syaikh Al-Azhar terhadap mahasiswa asing.
Banyak terobosan yang telah dilakukan Markaz Tathwīr. Di antaranya: membuat modul pembelajaran bahasa Arab bagi penutur asing: at-Tuhfah al-Azhariyyah, terdiri dari 6 level, mendirikan TK dan SD khusus bagi murid asing (untuk pertama kalinya), mendirikan Markaz Tahfiz Imam at-Tayyib, dll.
Menurut Grand Syeikh, lembaga ini hadir sebagai kelanjutan dari peran Al-Azhar Al-Sharif dalam menyebarkan dan mengajarkan bahasa Arab kepada siswa asing, dan kepada semua orang yang ingin mempelajarinya dari penutur asing, sebagai bagian yang tidak terpisahkan.
Pesan global Al-Azhar Al-Sharif ini berdasarkan pelestarian agama dan bahasa yang beroperasi di bawah pengawasan Pusat Pengembangan Pendidikan Mahasiswa Asing di Al-Azhar Al-Sharif.
Berbagai hadiah dan persembahan Al-Azhar bagi pelajar ataupun mahasiswa asing untuk mencintai agamanya kini sudah terbuka lebar. Sudah saatnya para pelajar dan mahasiswa turut menyambutnya, terutama generasi muda untuk menjadi bagian dari penerus risalah Islam yang wasatiyah. */kiriman Umair Fahmiddin, Mahasiswa Al-Azhar, Mesir