Hidayatullah.com– Australia diam-diam telah mengusir jaringan besar mata-mata Rusia yang besar yang anggotanya menyamar sebagai diplomat.
Jaringan mata-mata itu disamarkan sebagai staf kedutaan dan konsuler serta pekerja lain dengan menggunakan identitas rahasia, lapor koran The Sydney Morning Herald hari Jumat (24/2/2023), mengutip sumber yang tidak dapat diungkapkan namanya yang mengetahui perihal operasi tersebut, lansir Associated Press.
Australian Security Intelligence Organization (ASIO), dinas intelijen domestik Australia, sebelumnya pada hari Selasa mengungkapkan bahwa pihaknya berhasil mendeteksi dan membuyarkan sebuah jaringan besar mata-mata asing. ASIO tidak menyebutkan nama negara bersangkutan.
Sekjen bidang keamanan ASIO Mike Burgess menggambarkan jaringan mata-mata itu seperti “sarang lebah” karena ukurannya yang besar dan lebih berbahaya ketimbang “sarang” mata-mata yang sebelumnya sudah dibasmi. Berapa jumlah orang yang tergabung dalam jaringan itu tidak disebutkan.
“Tampak jelas bagi kami bahwa mata-mata itu sangat terlatih karena mereka menggunakan keahlian canggih untuk menyamarkan aktivitas mereka,” kata Burgess dalam laporan tahunan ASIO perihal ancaman bahaya yang mengintai negara Australia.
ASIO “menyingkirkan mereka dari negara ini, secara diam-diam dan profesional,” kata Burgess.
Sydney Morning Herald mengatakan mata-mata Rusia itu diusir keluar Australia dalam kurun enam bulan terakhir dab visa mereka tidak dapat diperbaharui atau dibatalkan.
Kantor media ASIO Jumat pekan lalu menolak mengomentari apakah jaringan tersebut merupakan mata-mata Rusia.
Perdana Menteri Anthony Albanese juga tidak bersedia mengatakan apakah jaringan mata-mata yang telah disingkirkan ASIO tersebut adalah Rusia.
“Saya tidak mengomentari pengarahan perihal keamanan nasional, tetapi saya hanya akan mengatakan bahwa ASIO melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam membela kepentingan nasional Australia dan mereka memiliki kepercayaan dan dukungan mutlak dari saya dalam melakukan pekerjaan itu,” kata Albanese kepada para reporter, lapor Associated Press.
Sebelum Albanese terpilih sebagai PM pada Mei tahun lalu, dia pernah menyerukan agar para diplomat Rusia diusir dari Australia sebagai respon atas invasi Rusia ke Ukraina.
Namun, Dubes Rusia Alexey Pavlovsky masih tetap berada di Australia sejak dia ditempatkan pada Mei 2019.*