Hidayatullah.com– Pengadilan China menjebloskan enam orang ke dalam bui dalam kasus terkait seorang wanita yang ditemukan dalam keadaan leher dirantai di sebuah desa terpencil tahun lalu, yang kemudian viral dan membuat publik emosi.
Suami wanita itu dihukum penjara 9 tahun karena melakukan penyiksaan dan menjadikan istrinya layaknya tawanan. Lima terdakwa lain dihukum penjara berkisar antara delapan dan 13 tahun.
Namun, masyarakat beraksi marah atas vonis hukuman hari Jumat (7/4/2023) itu, karena dinilai sangat ringan dibandingkan penderitaan yang dialami korban.
Penderitaan Xiaohuamei mencuat ke publik pada Januari 2022 ketika seorang vlogger China menemukannya dalam kondisi memgenaskan di sebuah gubuk di luar rumah keluarga suaminya di sebuah desa terpencil di Provinsi Xuzhou province, dengan rantai terikat di leher seperti anjing.
Video yang dibuat oleh vlogger dari daerah Fengxian itu kemudian viral. Pembuat video menyuarakan keprihatinannya akan kondisi Xiaohuamei, yang berusia 40-an tahun dan dikabarkan memiliki delapan anak. Wanita itu tampak seperti “linglung” dan jiwanya terganggu.
Masyarakat lewat media sosial menyeru kepada aparat China agar segera bertindak karena dikhawatirkan wanita itu korban perdagangan manusia dan menuntut keadilan bagi perempuan malang tersebut.
Pada awalnya, otoritas kota setempat menepis kekhawatiran perdagangan manusia – dengan mengatakan pasangan tersebut memiliki akta nikah yang sah dan mereka hanya mengalami masalah perkawinan.
Tidak hanya itu, aparat justru membeo ucapan pembelaan dari suami korban, Dong Zhimin, bahwa dia mengurung Xiaohuamei karena wanita itu mengidap schizophrenia dan kerap melakukan tindak kekerasan.
Kontan pernyataan-pernyataan itu membuat masyarakat semakin marah. Warganet menuding aparat sengaja menutup mata terhadap penderitaan wanita itu dan kemungkinan juga tidak peduli kepada korban-korban perdagangan manusia lainnya.
Sesudah dicereweti masyarakat, polisi akhirnya bergerak melakukan penyelidikan.
Di pengadilan terungkap bahwa Xiaohuamei ketika masih remaja diculik dari rumahnya di Provinsi Yunnan pada 1998 dan dijual ke seorang petani di Provinsi Donghai dengan harga 5.000 yuan atau kala itu sekitar $600.
Setahun kemudian dia dijual lagi ke sejumlah pelaku perdagangan manusia, kali ini ke seorang pasangan yang mengatur Penjualan ke ayah Dong.
Hakim mengatakan bahwa ketika pertama kali tiba di rumah Dong, Xiaohuamei “pada dasarnya dapat mengurus dirinya sendiri dan berkomunikasi dengan orang lain “.
Hakim menyatakan Dong bersalah menyiksa dan memperlakukan istrinya itu dengan sangat buruk. Dia memaksa Xiaohuamei untuk memiliki anak – pertama pada 1999 dan tujuh lainnya dari 2011 sampai 2020.
Setelah anak anak ketiga, kondisi schizophrenia perempuan malang itu semakin parah. Bukannya merawat, Dong justru semakin bertindak keji terhadap istrinya, kata pengadilan tingkat menengah di kota Xuzhou, Provinsi Jiangsu.
Pada 2017, Dong memindahkan Xiaohuamei dari rumah keluarga ke gubuk luar. Di sana Dong mengikatkan rantai dan tali kain ke lehernya. Di gubuk itu tidak ada listrik atau lampu, air dan seringkali Xiaohuamei tidak diberi makan.
Hakim ketua Yao Hui mengatakan Dong tidak pernah membawa istrinya ke dokter ketika sakit, dan berulang kali membuatnya hamil meskipun kondisi wanita itu sudah mengenaskan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Hari Rabu (5/4/2023) kabar perihal vonis hukuman terhadap Dong dan terdakwa lainnya menjadi tren teratas di media sosial Weibo, di mana 100 juta kali link beritanya diklik kurun satu jam pertama setelah vonis dikeluarkan.
Kebanyakan pengguna marah dengan vonis yang dinilai terlalu ringan.
“Penderitaan yang dirasakannya seumur hidup, tapi hukumannya hanya sembilan tahun saja untuk dia (suaminya). Sembilan tahun bahkan tidak cukup untuk melahirkan delapan kali,” gerutu seorang pengguna Weibo seperti dilansir BBC.
Pengguna lainnya menyoroti hukuman maksimal kejahatan perdagangan manusia yang hanya 10 tahun penjara.
“Amandemen undang-undang, hukumannya terlalu ringan,” tulis seorang pengguna dalam diskusi online hari Jumat.
Sebagian juga menanyakan kondisi Xiaohuamei saat ini. Dia dipindahkan dari desanya tahun lalu setelah kasusnya diketahui dan dibawa ke bangsal medis tempat dia sekarang tinggal, kata media China.*