Hidayatullah.com– Segun Aremu, serorang pensiunan jenderal angkatan darat dan pemimpin tradisional (raja lokal) di Nigeria, dibunuh dan istrinya diculik. Peristiwa itu terjadi sementara sebagian kalangan mendesak pemerintah memberlakukan status darurat keamanan.
Sekelompok orang bersenjata hari Kamis malam (1/2/2024) menyerbu istana Segun Aremu, yang bergelar resmi Olukoro of Koro, menembak mati bangsawan itu serta menculik istrinya dan satu orang lain di bagian barat daya Nigeria, kata pihak berwenang.
Tidak jelas siapa kelompok bersenjata itu atau apakah mereka menuntut uang tebusan.
Tidak peduli bagaimana pun situasinya, hukum yang berlaku di Nigeria melarang pembayaran uang tebusan. Akan tetapi, banyak korban atau keluarganya nekat memberikan uang tebusan karena mereka tidak percaya – berdasarkan rekam jejak yang ada – bahwa aparat akan berhasil membebaskan mereka.
Di Nigeria saat ini masih terdapat ratusan penguasa tradisional (raja kecil), yang tidak memiliki peran konstitusional tetapi keberadaan mereka dihargai di masyarakat. Mereka seringkali menjadi penengah untuk menyelesaikan perselisihan di antara warga, dan memimpin acara-acara budaya.
AbdulRahman AbdulRazaq, gubernur negara bagian Kwara mengecam aksi pembunuhan dan penculikan itu dan berja ji bahwa aparat berwenang akan menangkap para pelakunya.
Pihak kepolisian mengatakan pihaknya sedang melakukan pengejaran, dan berjanji akan mendirikan pos-pos polisi di perkampungan warga.
Peristiwa ini terjadi di tengah-tengah seruan agar pemerintah memberlakukan status darurat untuk mengatasi masalah penculikan yang marak terjadi di Nigeria. Sekitar 50 organisasi masyarakat ingin Presiden Bola Tinubu membuat deklarasi, menyatakan bahwa lebih dari 1.800 orang telah diculik sejak dirinya dilantik sebagai presiden pada Mei 2023.
Lembaga konsultasi risiko SBM Intelligence mengatakan angka penculikan sebenarnya diyakini lebih tinggi dari itu, diperkirakan sekitar 4.000 orang, lansir BBC Sabtu (3/2/2024).
Awal pekan lalu, kawanan penculik menyandera lima anak sekolah dan empat guru di negara bagian Ekiti, menuntut uang tebusan 100 juta naira ($110,000).
Rabu malam pekan kemarin, seorang pejabat senior pemerintahan diculik di Bwari, daerah pinggiran ibu kota Abuja. Lokasi rumah pejabatbitu tidak jauh dari rumah enam gadis kakak-beradik yang diculik bersama ayahnya bulan lalu.
Salah satu gadis korban penculikan itu dibunuh karena pembayaran uang tebusan ditunda.
Sementara itu, dua gadis belum lama ini diculik di daerah Chikakorie di Kubwa, yang juga di pinggiran Abuja. Para penculiknya menuntut uang tebusan sekitar $25.000.
Beberapa tahun terakhir aksi penculikan di Nigeria semakin menjadi-jadi. Geng-geng bersenjata merampok orang-orang yang sedang bepergian, para pelajar serta warga penduduk kawasan pedesaan dan perkotaan di berbagai daerah di Nigeria.*