Hidayatullah.com – Lembaga studi politik bergengsi Paris, dikenal dengan nama Sciences Po – melarang seminar yang diselenggarakan oleh anggota parlemen Prancis-Palestina Rima Hassan yang dijadwalkan akan diadakan pada hari Jumat.
Direktur Science Po, Luis Vassy, tidak memberikan izin penyelenggaraan seminar tersebut dengan dalih “dapat beresiko mengganggu ketertiban umum.”
“Penyensoran terhadap suara-suara yang mengecam genosida yang sedang berlangsung ini tidak dapat ditolerir!” kata anggota Parlemen Eropa dari Partai Insoumise Prancis itu pada Rabu (20/11/2024) melalui akun media sosial X-nya.
Rima Hassan merupakan salah satu pejabat Prancis yang paling vokal mengecam ‘Israel’ dan mendukung perlawanan Hamas. Oleh media lokal, dia dituduh “menganjurkan terorisme” karena menyebut perlawanan Palestina pada 7 Oktober sebagai aksi yang sah secara hukum.
Pengacara berusia 32 tahun ini dijadwalkan untuk mengadakan konferensi bersama dengan Jean-Luc Melenchon tentang situasi di Jalur Gaza di Universitas Lille pada bulan April, tetapi acara tersebut juga dilarang oleh lembaga pendidikan tersebut.
Bulan berikutnya, Universitas Paris-Dauphine membatalkan konferensi serupa yang diadakan oleh Hassan, namun keputusan tersebut dibatalkan oleh pengadilan.
Selain itu, pihak berwenang Prancis melarang seminar dan konferensi oleh pengacara Prancis-Palestina, Salah Hamouri, yang dijadwalkan pada Senin malam di pinggiran kota Lyon, juga karena “risiko mengganggu ketertiban umum”.
Pihak kepolisian menuduh bahwa konferensi tersebut “berlangsung dalam konteks geopolitik yang sangat tegang” dan bahwa mungkin akan ada ekspresi “pernyataan anti-Semit, atau hasutan kebencian yang disengaja dan eksplisit secara umum” pada konferensi tersebut.*