Hidayatullah.com–Adzan dhuhur berkumandang dari bangunan mushollah Jabal Nur Pesantren Hidayatullah Nias yang bangun tahun 2002. Puluhan santri bergegas mendatangi suara adzan untuk menunaikan sholat. Dan yang membuat terkesan adalah dengan jumlah santri yang berjumlah kurang lebih 50 orang dengan ukuran mushollah hanya mampu menampung sekitar 20 orang santri. Akhirnya mereka sholat dengan berdesak-desakan.
Menurut pimpinan Pesantren Hidayatullah Nias Ust Sriyono, keberadaan mushollah Jabal Nur sangat fital, karena kenyatannya sangat dibutuhkan masyarakat, terutamah kehadiran adanya sebuah masjid.
“Keberadaan Masjid saat ini sangat kami butuhkan, karena mushollah saat ini sudah tidak mampu menampung dan juga sudah tidak layak pakai lagi. Bangunan Musholla sudah banyak yang di makan rayap.”
Karenanya kehadiran masjid sudah kian mendesak, maka saat ini Musholah Jabal Nur sedang disiapkan sebagai cikal-bakal berdirinya masjid. Persiapan berupa pondasi, tiang dan balok slop atas sedang disiapkan.
Cikal-bakal masjid ini sudah dibangun sejak tahun 2007. Saat itu dapat bantuan dari Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR) Nias berjumlah Rp. 32.500.000.
Menurut Sriyono, jika masjid ini siap di bangun, maka sebagian akan dimanfaatkan untuk ruang belajar mengajar MTs Ash-Habul Kahfi.
Ini karena bangunan sekolah sudah tidak mampu menampung lagi.
“Karenanya, kami sangat berharap sekali agar masjid ini dapat siap secepatnya. Agar semangat anak-anak santri yang berasal dari pedalaman Nias ini dapat lebih termotivasi lagi dalam belajar.”
Kendala perizinan
Menurut Ust. Muhamamd Nuh, mantan Pimpinan Pesantren Hidayatullah Nias tahun 2005 -2010, salah satu kendala yang menghambat pembangunan Masjid Jabal Nur adalah sulitnya rekomendasi dari pihak terkait.
“Saat itu kami berkali-kali minta rekomendasi dari beberapa pihak, tapi tidak diberikan, dengan alasan pesantren berada di lingkungan Nasrani dan melanggar SKB 3 Menteri.”
Sebagaimana diketahui, keberadaan Pesantren Hidayatullah di pulau Nias memegang peran penting dalam sejarah dakwah Islam di pulau yang cukup terisolasi ini.
Maklum, di tempat terpencil ini, saat ini hanya ada 2 pesantren yang mampu bertahan sampai sekarang yaitu; Pesantren Umi Kalsum dan Pesantren Hidayatullah yang berada di Gunung Sitoli Idanoi.
Yang menarik, jumlah penduduk Muslim di kepulauan Nias hanya sekitar 5 % dari total penduduk Nias.
Karenanya, keberadaan hadirnya sebuah masjid dan pusat kegiatan Islam sangat diperlukan.
“Dengan ini keberadaan Masjid ini sangat kami harapkan agar kami dapat lebih leluasa membimbing para santri untuk kemajuan dakwah di Kepulauan Nias.”
Untuk bantuan masjid Nias bisa ke rekening BNI 70.000.333.5 an. Baitul Maal Hidayatullah (BMH) untuk konfirmasi ke Hp. 0852 6047 4611.*/Kiriman: Masdar Ayub, Pulau Nias