Hidayatullah.com– Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia (BMI) periode 1999-2009, A Riawan Amin, mengajak umat Islam untuk melakukan sesuatu demi bertahan dan berkembangnya bank syariah pertama di Indonesia tersebut.
Menurutnya, cara paling minimal bagi umat, khususnya para nasabah Bank Muamalat, dalam menjaga bank tersebut adalah dengan mempertahankan depositonya. Jangan sampai malah mencabut atau memindahkannya dari Bank Muamalat.
“Paling sedikit kalau kita tidak beli sahamnya nanti, setidak-tidaknya jangan mencabut depositonyalah. Karena (kalau dicabut deposito) nanti runtuhnya karena likuiditas, karena deposito ilang. Bukan karena masalah-masalah lain,” ujar Riawan dimintai pendapatnya oleh hidayatullah.com ditemui di kawasan Cipinang Cempedak, Polonia, Jakarta Timur, awal pekan ini.
Senin (16/10/2017) siang itu, Riawan baru saja mengikuti rapat terbatas bersama Center of Study for Indonesian Leadership (CSIL), sejumlah tokoh ekonomi Islam, dan pihak perwakilan Bank Muamalat, terkait kondisi terkini Bank Muamalat.
Baca: Direktur CSIL: Umat Perlu Dilibatkan Soal Rights Issue Bank Muamalat
Riawan optimistis, Bank Muamalat akan tetap bertahan dan tidak akan jatuh.
“Bank ini tidak akan, insya Allah menurut saya, tidak akan runtuh, cuma resikonya tidak akan berkembang, gitu aja. Tapi dia tidak akan bangkrut, insya Allah,” ujarnya.
Diketahui, hingga saat ini Bank Muamalat dalam proses penambahan modal lewat rights issue (penjualan saham baru). Dimana PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI), perusahaan efek yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), menjadi pembeli siaga (standby buyer) saham baru tersebut jika pemegang saham existing (yang ada saat ini) tidak menyerap saham baru Bank Muamalat.
Jika nanti Bank Muamalat jadi dimiliki oleh PADI, apakah Bank Muamalat akan tetap jadi milik umat Islam?
Ditanya begitu, Riawan menjelaskan. Yang paling mendasar, Islam itu menjadi nilai yang bisa dipakai oleh siapa saja.
“Kita tuh, kan, senang bahwa Islam itu menjadi nilai yang dipakai oleh siapapun. Basic-nya itu dulu. Islam bukan hanya untuk orang Islam, Islam untuk dunia,” ujarnya.
“Tetapi juga kita harus berhati-hati,” lanjutnya segera, “jangan sampai yang masuk (ke Muamalat) itu malah membelokkan nilai-nilai Islamnya gitu.”
Diberitakan hidayatullah.com sebelumnya, terkait kondisi terkini Bank Muamalat yang mengundang perhatian tersendiri di internal umat Islam, CSIL menggelar disuksi terbatas dengan tokoh-tokoh ekonomi umat dan manajemen BMI di sebuah restoran di Jl Cipinang Cempedak 1, Polonia, Jakarta Timur, Senin (16/10/2017).
“Diskusi ini kami hadirkan sebagai wujud kecintaan kita pada bank umat, ya karena Bank Muamalat ini bisa disebut bank perjuangan atau bank umat tepatnya,” terang Direktur CSIL Dr Aji Dedi Mulawarman.*