Hidayatullah.com–Menurut radio pemerintah Cina, polisi menembak mati kedua pria tersebut untuk melindungi seorang warga lain yang sedang diserang dengan pisau oleh dua warga Uighur itu.
Polisi mendapati tiga warga Uighur mengejar seorang warga lainnya di dekat rumah sakit Jiefang Nanlu pada pkl.02:55 dinihari, di pusat kota. Ketiga warga Uighur itu membawa pisau panjang dan alat pukul. Polisi mencoba mencegah para tersangka mengejar korbannya.
Namun laporan lain menyebutkan, polisi menembak ke arah sekelompok pria warga Uighur yang bersenjata belati dan tongkat. Mereka dilaporkan menyerang polisi.
Dari Media di Hongkong diperoleh kabar, dua polisi juga terbunuh dalam insiden yang terjadi di kawasan pemukiman warga Uighur itu.
Ribuan tentara bala bantuan keamanan pusat, masih menjaga kota berpenduduk 2,3 juta jiwa itu sejak kerusuhan pecah pada Ahad (5/7) lalu. Aparat keamanan menegaskan, situasi di ibukota Xinjiang itu telah dipulihkan.
Sejauh ini, di luar korban yang baru saja jatuh, aparat China tetap menyebutkan jumlah 184 orang meninggal dan 1700-an terluka. Selain itu, seperti dilansir kantor berita resmi China Xinhua, sebagian besar dari mereka warga suku Han.
Warga etnis Han kini merupakan penduduk mayoritas di Urumqi. Warga etnis Uighur sudah lama mengeluhkan adanya diskriminasi.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Kerusuhan mulai terjadi saat massa warga Uighur melancarkan unjuk rasa soal perkelahian yang menewaskan dua orang Uighur, di Cina selatan di penghujung Juni
Para pejabat mengatakan, 137 korban tewas dalam kerusuhan Minggu 5 Juli adalah orang Han Cina, sedangkan 46 warga Uighur, dan seorang warga etnis Hui.
Kelompok-kelompok Uighur di pengasingan menyatakan, ratusan orang Uighur terbunuh. [bbc/xinhua/hidayatullah.com]