Hidayatullah.com–Pengadilan di Roma menjatuhkan hukuman 15 tahun penjara kepada seorang pastor karena telah melakukan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.
Ini merupakan proses hukum pertama bagi pastor Katolik pelaku kejahatan pedofil di bawah keuskupan Paus Benediktus XVI.
Menurut hakim, sudah terbukti bahwa Ruggero Conti pada periode 1998-2008 telah melecehkan tujuh anak. Conti bersikeras tetap tidak bersalah dan pengacaranya menuntut pembebasan Conti karena kurangnya bukti.
Jaksa penuntut telah meminta hukuman delapan belas tahun penjara. Dia menganggap Conti tidak hanya melecehkan anak-anak secara seksual, tapi juga mendorong pelacuran.
Sementara itu, Komisi Deetman yang menyelidiki pelecehan seksual dalam gereja Roma Katolik, mengatakan angka pelaku pelecehan yang menyerahkan diri kembali bertambah, demikian dikutip Radio Nederland Wereldomroep.
Jumlah pelaku yang menyerahkan diri akibat kasus pelecehan seks ini, bahkan melebihi dugaan sebelumnya.
Ketua Komisi Wim Deetman menghadiri pertemuan parlemen rendah di mana komisi keamanan dan kehakiman akan menentukan apakah perlu diadakan dengar pendapat atau angket guna mengungkap kasus pelecehan seksual tersebut.
Komisi Deetman secara mandiri menyelidiki pelecehan seksual anak di bawah umur dalam gereja Roma Katolik yang terjadi antara tahun 1945 sampai sekarang. Komisi ini sudah mempunyai daftar dengan seribu pelaku, jumlah ini berlipat setelah dilakukan penelitian lebih lanjut. Para pelaku masih bisa melaporkan diri kepada komisi sampai 4 April mendatang.
Meningkat
Sebelum ini, Gereja Katolik Roma juga mengumumkan banyaknya pelecehan pada kalangan biarawati di 23 negara.
Menurut laporan situs INN mengutip situs Amerika Alternet, gereka Katolik Roma mengumumkan bahwa di 23 negara dunia, para pendeta Katolik ternyata melakukan pelecehan seksual atas para biarawati, dunia kegelapan yang memasuki gereja.
Berdasarkan laporan ini, kejadian ini banyak terjadi di banyak negara Afrika. Para pendeta Katolik yang harus menerima hidup tidak kawin melakukan hubungan seksual dengan perempuan pekerja seksual komersial, namun untuk mencegah teridap AIDS, mereka melakukan hubungan seks dengan para biarawati.*