Hidayatullah.com–Utusan Timur Tengah PBB pada hari Selasa (5/4) mengutuk rencana Dewan Kota al-Quds (Yerusalem) membangun lebih dari 900 rumah baru di Gilo, sebuah lingkungan permukiman berdekatan dengan kota di sektor timur (al Quds timur) yang dianeksasi Israel.
“Kegiatan permukiman Israel di mana saja di wilayah yang diduduki, termasuk di Yerusalem timur, adalah ilegal dan bertentangan dengan Peta Jalan,” kata Richard Miron, juru bicara utusan perdamaian PBB Robert Serry, mengacu pada Peta Jalan Perdamaian yang diadopsi oleh Kuartet diplomatik Timur Tengah.
“Kami meminta pemerintah Israel menghentikan perencanaan lebih lanjut untuk unit-unit permukiman baru, yang merusak usaha-usaha menghadirkan kembali perundingan Israel-Palestina dan pembahasan status terakhir.”
Ucapannya dilakukan sehari setelah Dewan Kota menyetujui rencana untuk pembangunan 942 rumah baru di Gilo, di pinggiran al-Quds timur.
Gilo terletak di Yerusalem timur, kebanyakan dihuni keturunan Arab, yang direbut dan dicaplok Israel dalam Perang Enam Hari 1967. Langkah Israel tidak diakui oleh masyarakat internasional.
Israel menganggap kedua sektor tersebut adalah ibukota dan Kota Suci “abadi, tak terpisahkan” dan tidak melihat aktivitas konstruksi di timur sebagai kegiatan permukiman (ilegal).
Palestina, bagaimanapun, menginginkan al-Quds timur sebagai ibukota negara masa depan mereka, di saat Israel terus melakukan tindakan-tindakan meremehkan dengan memperluas kendalinya atas sektor wilayah ini. Sementara PBB telah sekian lama tetap saja tidak berdaya melihat ulah Zionis Israel tersebut.*
Keterangan foto: Kota Gilo yang dihuni bangsa Arab, bakal jadi wilayah pemukiman Yahudi.