Hidayatullah.com–Menteri Wakaf Mesir Muhammad Abdul Fadil Al Qussy mengatakan bahwa kreativitas tidak seharusnya dibatasi, namun pada saat yang sama seniman juga harus memperhatikan etika agama.
“Tidak semua seni haram (dilarang dalam Islam),” kata Al Qussy, dikutip Al Mishry Al Yaum (11/12/2011).
Seniman, katanya, harus memiliki disiplin diri dan mematuhi etika yang ditetapkan agama. “Hal itu harus datang dari dalam dirinya sendiri, bukan dikenakan atas mereka,” jelasnya.
“Jika seni menggambarkan keburukan dalam masyarakat, misalnya pornografi dan homoseksualitas, maka hal itu haram,” tegasnya.
Jika seniman menggambarkan keburukan-keburukan tersebut, yang banyak menarik perhatian orang untuk dilihat, maka berarti seniman tersebut mempromosikan keburukan, kata Al Qussy.
“Mereka juga harus memperhatikan bahwa anak-anak juga menonton,” Al Qussy memperingatkan.
“Media harus menyaring seni dalam rangka memelihara etika dan perilaku masyarakat,” imbuhnya. “Sebuah bangsa hancur jika etikanya runtuh.”
Lebih lanjut A Qussy menegaskan, Islam tidak melabeli siapapun sebagai orang kafir. “Ini agama yang menjunjung tinggi kebaikan.”
Menurut Al Qussy masyarakat juga membutuhkan tokoh-tokoh agama yang mencerahkan masyarakat. “Dan kita harus sepakat untuk tidak sepakat,” tambahnya.
Menyinggung masalah perayaan Hari Asyura yang dilakukan oleh komunitas Syi’ah Mesir pekan lalu, Al Qussy berkata, “Mesir adalah komunitas masyarakat Sunni, dan kami menentang Syi’ah yang berusaha untuk menginfiltrasi kami.”*