Hidayatullah.com–Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menegaskan kembali akan pentingnya menerapkan “garis merah” terhadap program nuklir Iran. Netanyahu juga memperingatkan bahwa dirinya tidak akan diam soal nuklir Iran. Sementara itu, Kepala Staf Penjaga Revolusioner Iran mengancam akan membalas serangan Israel jika meluncurkan serangan kepada Iran.
Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan dari Jerusalem Post, Netanyahu mengatakan bahwa dirinya tidak akan berhenti mendorong masyarakat internasional untuk menetapkan garis merah kepada Iran, jika tidak, maka akan memicu kepada tindakan militer.
“Saya sudah mulai berbicara tentang ancaman Iran sejak 16 tahun lalu. Dan saya adalah salah seorang dari orang yang sedikit yang berbicara soal itu. Setelah itu barulah orang lain juga ikut membicarakannya. Sebelumnya saya memulai pembahasan tentang perlunya sanksi ekonomi terhadap Iran. Dan sekarang saya berbicara tentang perlunya menetapkan garis merah bagi Iran. Dan sekarang saya juga bagian dari orang yang sedikit lagi. Namun saya berharap orang lain juga akan bergabung,” ujar Netanyahu.
Soal garis merah yang dimaksud, Netanyahu menjelaskan bahwa ada perbedaan antara batas terakhir yang berkaitan dengan waktu dan garis merah yang berkaitan dengan proses dan kemajuan dalam program nuklir.
“Garis merah adalah sesuatu yang diketahui Iran bahwa mereka tidak boleh melanggarnya dan mengandung konsekuensi. Percayalah! Jika Iran mereka melihatnya, mereka akan berhenti,” tegas Netanyahu.
Dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi NBC Amerika, Netanyahu menegaskan bahwa Iran telah diambang pintu untuk dapat membuat senjata nuklir dalam hitungan antara enam dan tujuh bulan. Demikian dilansir Aljazeera, (17/09/12).*