Hidayatullah.com—Balai Kota Sarajevo yang juga berfungsi sebagai perpustakaan nasional telah dibuka kembali setelah 22 tahun silam dihancurkan oleh pasukan Serbia di Bosnia.
Gedung bersejarah tersebut dihantam mortir dan dibakar saat pro-Serbia di Bosnia menguasai Sarajevo dalam perang tahun 1992-1995.
Hampir dua juta buku hancur setelah bangunan itu dibakar dalam serangan oleh Serbia pada Agustus 1992.
Bangunan di kota bersejarah itu dipugar dan dibuka kembali bersamaan dengan peringatan 100 tahun Perang Dunia Pertama, yang dipicu oleh pembunuhan bangsawan Austria Archduke Franz Ferdinand sehingga menyulut perang antara Serbia dengan Austria-Hungaria.
Franz Ferdinand dibunuh saat meninggalkan gedung Balai Kota Sarajevo usai menghadiri sebuah acara pada 28 Juni 1914.
Balai kota dibuka kembali untuk umum pada hari Jumat (9/5/2014), dengan penayangan gambar 3D di bagian depan gedung yang menunjukkan momen-momen historis dari bangunan abad ke-19 itu.
“Malam ini … kita menandai kemenangan peradaban atas barbarisme, cahaya atas kegelapan, kehidupan atas kematian dan kemenangan ide persatuan dan koeksistensi atas ide tak manusiasi dan tidak alami berupa perpecahan dan bentrokan,” kata Bakir Izetbegovic, wakil Muslim Bosnia dalam lembaga kepresidenan Bosnia-Herzegovina yang terdiri dari tiga anggota, dikutip BBC.
Balai Kota Sarajevo terletak di kawasan Turki di daerah kota tua. Gedung itu tidak memiliki sejarah yang berkaitan dengan aktivitas militer. Hampir 2 juta buku, termasuk manuskrip-manuskrip kuno, hancur akibat serangan Serbia tahun1992.
Balai kota itu dibuka pertama kali tahun 1896 dan diubah fungsi menjadi perpustakaan nasional tahun 1949.
Sekarang gedung itu menjadi perpustakaan nasional dan universitas, kantor dewan kota, serta museum.*