Hidayatullah.com–Pemberontak Syiah Hautsi bergerak memasuki ibukota Yaman, Sanaa, setelah terlibat baku tembak dengan pasukan aliansi pemerintah di pinggiran kota sebelah barat laut.
Pasukan pemberontak Syiah itu memasuki ibukota setelah selama berpekan-pekan warga Syiah Hautsi memblokir jalan raya menuju bandar udara utama di Sanaa dan melakukan aksi protes di sejumlah gedung pemerintahan.
Reporter Aljazeera di Sanaa hari Kamis (18/9/2014) melaporkan bahwa pemberontak Syiah itu telah menguasai penuh distrik-distrik di pinggiran ibukota seperti Shamlan dan Wadi Dhahr dan bergerak menuju jantung kota.
“Ratusan dan ratusan pasukan Hautsi sekarang ada di ibukota,” kata reporter Aljazeera Hashem Alhelbarra, seraya menambahkan bahwa tentara reguler pemerintah tampak berdiri di pinggiran dari pertempuran antara pemberontak Syiah dengan pasukan Muslim (Sunni) pro-pemerintah.
Beberapa hari terakhir Syiah Hautsi menarget bangunan-bangunan milik partai Muslim, Partai Islah, termasuk gedung Universitas Iman yang juga dikepung pemberontak Syiah.
Warga penduduk distrik Shamlan kepada Reuters mengatakan bahwa orang-orang Syiah Hautsi bergerak lewat Jalan Tsalatsin, rute utama menuju sisi barat Sanaa.
Sebuah sumber militer mengatakan prajurit Houthi juga menyerang sebuah kamp tentara di pintu masuk Sanaa sebelah selatan. Namun, pasukan pemerintah berhasil menghentikan serangan pemberontak Syiah itu.
Para kritikus mengatakan mereka berusaha merebut kekuasaan dan mendirikan negara semi-independen untuk komunitasnya sendiri di bagian utaara Yaman. Namun, Hautsi membantah pernyataan tersebut.
Pemberontakan Syiah Hautsi itu mendapatkan dukungan dari pemerintah Syiah di Iran.
Hari Rabu lalu utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa bertemu dengan pemimpinnya Abdulmalik Al-Hautsi. Jamal Benomar dikabarkan meminta agar Syiah Hautsi berusaha dan mencari jalan untuk mengakhiri konfliknya dengan pemerintah. Menurut Benomar pertemuan selama3 jam itu “konstruktif dan positif.”*