Hidayatullah.com—Qatar telah memulihkan kembali sepenuhnya hubungan diplomatik dengan Iran hari Kamis (24/8/2017, mengabaikan permintaan tetangga Arab-nya agar melonggarkan ikatannya dengan negara Syiah Iran.
Saat mengumumkan normalisasi hubungan dengan Iran itu, Qatar tidak menyebut soal krisis diplomatiknya dengan negara-negara Arab sejak Juni.
Normalisasi dengan Iran dilakukan hanya beberapa hari setelah Arab Saudi mulai mempromosikan seorang anggota bangsawan Qatar, yang keluarganya didepak dari kekuasaan melalui kudeta tahun 1972.
Tahun 1916 Qatar menjadi wilayah protektorat Inggris memalui traktat yang ditandatangani oleh Abdullah Al-Thani. Pertengahan 1971 traktat itu dihentikan dan Qatar mendeklarasikan diri sebagai negara merdeka pada 1 September 1971. Ketika pemimpin Qatar saat itu, Ahmad bin Ali, mengumumkan secara resmi kemerdekaan Qatar dari vilanya di Swiss dan bukan dari istananya di Doha, sebagian kalangan di Qatar merasa kepemimpinannya harus diganti. Pada 22 Februari 1972, Khalifa bin Hamad mengkudeta Ahmad bin Ali –yang saat itu sedang berada di Iran untuk menyalurkan hobinya berburu. Tahun 1995, saat berlibur di Swiss Khalifa bin Hamad dikudeta oleh putranya sendiri yang bernama bin Hamad bin Khalifa Al-Thani. Tahun 2013, Hamad bin Khalifa Al-Thani menyerahkan kekuasaan kepada putranya yang bernama Tamim bin Hamad Al-Thani (kini berusia 37 tahun), konon karena tidak ingin kedahuluan dikudeta oleh anaknya. Amir-amir Qatar keturunan Khalifa bin Hamad dikenal lebih liberal dibandingkan sejawat mereka di Arab Saudi.
Kementerian Luar Negeri Qatar Jumat pagi (24/8/2017) mengumumkan bahwa negaranya akan menempatkan kembali seorang duta besar di Teheran.
Qatar menarik dubesnya awal 2016, setelah eksekusi tokoh Syiah di Arab Saudi memicu serangan atas dua kantor diplomatik Saudi di Iran.
“Negara Qatar mengungkapkan aspirasinya untuk memperkuat hubungan bilateral dengan Republik Islam Iran di semua bidang,” kata Kemenlu Qatar dalam pernyataan singkat seperti dilansir Associated Press.
Meskipun menarik dubesnya, Qatar tetap mempertahankan hubungan bisnis dengan Iran. Seperti diketahui, Qatar dan Iran memiliki bersama ladang minyak dan gas di perairan Teluk Arab (Teluk Persia) yang disebut South Pars Field oleh Teheran dan North Field oleh Doha. Ladang minyak dan gas itu saat ini yang terbesar sedunia. [Baca: Teheran teken kontrak dengan Total dan CNPC garap ladang gas milik Iran-Qatar].
Sejak Qatar dikucilkan negara-negara Arab, Iran telah mengirimkan makanan ke Qatar dan barang kebutuhan lainnya.*