Hidayatullah.com–Seorang pejabat Iran mengatakan ada dana sebesar 3.7 juta euro dan $ 530,000 yang digelapkan dari rekening negara-negara non-Blok, selama penyelenggaraan konferensi tingkat tinggi lima tahun yang lalu, dan juga selama pemerintahan mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, lapor kantor berita Majelis Permusyawaratan Islam Iran seperti dikutip Al-Arabiya, Ahad (26/11/2017).
Muhammad Ali Bourmukhtar, anggota komite yudisial di parlemen Iran, menyatakan bahwa pembantu Ahmedinejad, Hamid Baghaei, bertanggung jawab dan menyimpan uang tersebut.
Bourmukhtar juga menuduh Baghaei menyembunyikan uang dalam jumlah besar di luar Iran dan memiliki “hubungan dengan mata-mata” dan “melakukan pelanggaran hukum.”
Tuduhan-tuduhan ini muncul di tengah konflik antar gerakan yang berbeda di Iran setelah sekelompok orang yang berafiliasi kepada Ahmedinejad sedang diadili dengan tuduhan korupsi di bawah pimpinan kepala sistem peradilan Sadeq Larijani yang dekat dengan Khamenei.
Baghaei, Ahmadinejad dan mantan Wakil Presiden Esfandiar Rahim Mashaei mengecam Larijani dan menilai peradilan Iran “tidak adil.”
Nasib Ahmadinejad
Tokoh-tokoh yang dekat dengan Ahmadinejad mengatakan peradilan sedang memuluskan jalan untuk melakukan pemboikotan atas diri Ahmadinejad, seperti kasus mantan Presiden Mohammad Khatami yang dijatuhi hukuman tahanan rumah.
Ada juga konflik seputar kasus korupsi antara partainya Presiden Hassan Rowhani, yang berafiliasi kepada sayap moderat dan reformis, dan Larijani.
Konflik ini muncul ketika jutawan Babak Morteza Zanjani, yang ditahan dan dihukum mati atas tuduhan korupsi, mengungkapkan bahwa Rowhani diberi uang untuk mendanai kampanye pemilunya pada tahun 2013.*/Abd Mustofa