Hidayatullah.com–Tulisan “F*** Nazis” ditemukan di kendaraan-kendaraan milik bank makanan di Essen di sebelah barat Dortmund, hari Ahad (25/2/2018), setelah muncul kabar bahwa mereka hanya memberikan makanan kepada orang asing.
Manager bank makanan itu Jorg Sartor menyebut aksi vandalistis itu sebagai “perbuatan kekanak-kanakan,” dalam wawancara dengan WDR seperti dilansir DW. “Kami akan beroperasi seperti biasa. Bisa dibilang, saya khawatir dengan para relawan kami, yang mana mereka jadi terlalu takut untuk datang bekerja membagikan makanan.”
Pria berusia 61 tahun itu mengaku kaget melihat dirinya berada di pusaran perdebatan di jerman perihal perlakuan bank makanan terhadap orang asing. Pekan lalu media lokal mengungkap bahwa awal Desember 2017 bank makanan yang dipimpinnya memberlakukan aturan baru di mana tidak ada yang boleh mendaftar untuk mendapatkan makanan tanpa menunjukkan paspor Jerman.
Bank makanan di Essen itu merupakan satu dari 930 bank makanan yang tersebar di seluruh Jerman, yang dikenal dengan sebutan Die Tafel. Mereka mengumpulkan makanan-makanan yang hampir mendekati masa kadaluarsa dari restoran dan supermarket. Orang pengangguran atau miskin bisa mendaftar untuk mendapatkan bahan-bahan makanan gratis untuk keluarga di satu hari tertentu setiap pekan.
Pada konferensi pers hari Kamis pekan lalu, Sartor mengatakan bahwa jumlah orang asing yang mendaftar di bank makanan di Essen melonjak 75 persen, sehingga manula-manula Jerman ketakutan untuk ambil bagian dalam program itu.
“Saya didekati berkali-kali karena terlalu banyak aksi dorong dan sikut,” katanya kepada DW.
Dia mengaku heran mengapa terjadi kehebohan seperti sekarang ini, dan menegaskan bahwa tak satupun relawannya yang antiorang asing atau xenofobia. Larangan pendaftaran baru yang diberlakukannya hanya berlaku beberapa bulan dan akan berakhir sebelum musim panas, kata Sartor.
Namun, sejawat Sartor yang mengelola bank makana di wilayah Bremen dan Niedersachsen mengatakan kepada koran Zeit bahwa keputusan Sartor itu bertentangan dengan prinsip pendirian Tafel.
“Mereka mendiskriminasi semua kelompok,” ujar Manfred Jabs.
Kritik juga datang dari menteri dalam negeri di negara bagian Nordrhein-Westfalen, di mana Essen berada, mengatakan kepada Spiegel bahwa faktor yang diperhatikan seharusnya tingkat kebutuhan dan bukan dari mana asal orang yang meminta bantuan makanan.
Namun, Partai Kiri Jerman menyebut kritikan-kritikan terhadap Sartor dan bank makanan di Essen itu sebagai “munafik.” Menurut ketua Partai Kiri Sahra Wagenknecht selama ini bank makanan sudah menghadapi sejumlah masalah, yang mana jumlah orang yang membutuhkan semakin banyak sedangkan bank makanan tidak memiliki cukup sumber daya.*