Hidayatullah.com–Sebuah pengadilan khusus kejahatan perang yang disokong Uni Eropa memanggil PM Kosovo Ramush Haradinaj agar hadir di pengadilan di Den Haag untuk diperiksa. Akibatnya, Haradinaj langsung meletakkan jabatan perdana menteri hari Jumat (18/7/2019).
Sebelum terjun ke dunia politik, Haradinaj merupakan salah satu komandan tinggi Kosovo Liberation Army (KLA), kelompok gerilyawan yang dibentuk untuk melawan pasukan Serbia semasa perang di bekas pecahan negara Yugoslavia pada tahun 1998/1999.
“Saya mendapat panggilan dari pengadilan khusus sebagai tersangka dan diberi opsi untuk berangkat sebagai perdana menteri atau sebagai seorang warga negara biasa Kosovo,” kata politisi berusia 51 tahun itu kepada para reporter di Pristina hari Jumat.
“Saya memilih yang terakhir,” imbuhnya seperti dilansir DW,Sabtu (20/7/2019).
Sebelumnya, Haradinaj didakwa dengan kejahatan perang di pengadilan khusus yang kini sudah dinon-aktifkan Criminal Tribunal for the Former Yugoslavia (ICTY) di Den Haag. Dia sudah ditekan untuk meletakkan jabatan pada tahun 2005 setelah dipanggil ICTY.
Pengadilan khusus bentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa itu menyatakan Haradinaj tidak bersalah pada tahun 2008, tetapi keputusan itu dianggap tidak sah setelah kemudian diketahui ada intimidasi terhadap saksi. Pengadilan kemudian kembali menyatakan dirinya tidak bersalah pada tahun 2012.
Meskipun demikian, dia ditangkap di Slovenia pada tahun 2015 dan di Prancis pada tahun 2017 berdasarkan surat permintaan penangkapan dari Serbia, dengan tuduhan kejahatan perang.
Haradinaj sekarang akan dibawa ke hadapan Kosovo Specialist Chamber, sebuah lembaga peradilan khusus yang dibentuk pada tahun 2015 oleh Uni Eropa yang berkedudukan juga di Den Haag. Lembaga itu dibentuk berdasarkan hukum yang berlaku di Kosovo, tetapi didanai oleh Uni Eropa, dan di isi oleh para jaksa serta hakim internasional seperti halnya ICTY dahulu.
Dalam konferensi pers hari Jumat, Haradinaj menekankan bahwa dirinya memang berstatus tersangka, tetapi dia tidak dikenai dakwaan apapun.
Menyusul pengunduran diri Haradinaj, Presiden Kosovo Hashim Tachi dipastikan akan menggelar pemilihan untuk mencari perdana menteri baru. Haradinaj juga mengatakan bahwa dirinya akan mencalonkan diri dalam pemilihan itu, yang belum diketahui tanggal pelaksanaannya.Haradinaj senantiasa membantah melakukan kejahatan terkait perang di negara bekas Yugoslavia. Akan tetapi awal tahun ini, dia dihujani kritik karena menunjuk Sylejman Selimi, seorang terpidana penjahat perang yang juga komandan KLA, sebagai penasihat politiknya.*