Hidayatullah.com—Dalam sebuah operasi gabungan, pihak berwenang Australia dan Belanda menyita MDMA –bahan utama pembuatan ekstasi– bernilai $200 juta (€180 juta) di Belanda dan Belgia.
Sebelas orang ditangkap dalam operasi itu, mencegah jutaan pil ekstasi mencapai Australia, kata pihak kepolisian hari Jumat (22/11/2019) seperti dilansir DW.
Termasuk yang diringkus adalah dua anggota kawakan jaringan penyelundupan narkoba, yaitu seorang pria Belanda berusia 58 tahun yang ditangkap di Belgia dan pria Belanda berusia 37 tahun yang ditangkap Belanda. Keduanya saat ini sedang menunggu persidangan.
Seorang wanita berusia 48 tahun ditangkap di Sydney dan didakwa dengan percobaan penyelundupan obat-obatan ilegal. Apabila divonis bersalah, dia terancam hukuman penjara seumur hidup.
Melihat waktunya, narkoba itu dikabarkan direncanakan akan dijual ke remaja-remaja Australia semasa schoolie, akhir tahun ajaran di mana para pelajar merayakan berakhirnya ujian sekolah, kata Menteri Dalam Negeri Australia Peter Dutton.
Menurut Kepolisian Federal Australia, sekitar 850 kilogram MDMA krital berhasil dicegat oleh aparat di pelbauhan Rotterdam, Belanda, pada bulan Agustus menyusul investigasi selama satu bulan.
Sementara itu, polisi Belanda yang melakukan penggerebekan di 15 lokasi di negeri Belanda dan Belgia pada 5 November menemukan dua laboratorium tersembunyi, serta gudang MDMA dan bahan-bahan kimia prekursor sebanyak 50 ton.
“Kami berkeyakinan bahwa jaringan kriminal ini terlibat dan mampu memproduksi ribuan kilo MDMA, setara dengan puluhan juta pil (ekstasi), yang sebagian besar hampir dipastikan akan dikirim ke Australia,” kata Andy Kraag, asisten komisioner Divisi Investigasi Kriminal Nasional Belanda.
Kraag menambahkan bahwa orang-orang yang ditangkap di Eropa itu termasuk dua “target bernilai tinggi” dari jaringan penyelundup narkoba terkemuka Belanda. “Kami berharap dapat meringkus jaringan itu selengkapnya,” imbuhnya.*