Hidayatullah.com-Sebuah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kuala Lumpur (KL Summit 2019) sedang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, untuk menyaksikan para pemimpin Muslim berkumpul untuk mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi umat Islam lapor Ilmfeed (18/12/2019).
Meskipun ini merupakan KTT ke-5, tahun ini penyelenggara mengatakan tidak akan hanya menyelenggarakan “diskusi dan debat intelektual” dan akan juga berfokus pada mengejar langkah-langkah dan tujuan spesifik yang dapat diimplementasikan.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Kantor Perdana Menteri Malaysia, permasalahan yang dibahas mulai dari penahanan Muslim Uighur, hingga Islamophobia yang dihadapi oleh Muslim yang tinggal di negara Barat.
“Hari ini Umat dihadapkan dengan penindasan, penahanan jutaan orang, yang ditempatkan di kamp penahanan, perang sipil yang mengakibatkan kehancuran total kota dan negara menyebabkan migrasi massal pengungsi Muslim ke negara-negara non-Muslim, meningkatnya Islamophobia dan tindakan tidak rasional yang bertentangan dengan ajaran Islam namun diproklamirkan atas nama Islam,” pernyataan itu mengatakan.
Baca: Mahathir Mohammad: KTT Kuala Lumpur untuk Mencari Solosi Masalah Umat
Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad, diagendakan melakukan pertemuan dengan kepala negara lainnya termasuk Presiden Hassan Rouhani dari Iran dan Presiden Recep Tayyip Erdogan dari Turki. Emir Qatar Syeikh Tamim bin Hamad Al Thani juga diharapkan hadir.
Sekitar 450 perwakilan, termasuk pejabat pemerintahan, akademisi dan pemimpin dari berbagai sektor non-pemerintah, dari 56 “negara dunia Islam” akan ikut serta dalam konferensi itu di berbagai tingkat.
Penyelenggara berharap bahwa KTT dapat bertindak sebagai titik awal dalam memperkuat hubungan di antara negara-negara Muslim untuk mengatasi penindasan yang dihadapi oleh umat Islam secara global.
“KTT ini mencoba untuk memicu pendekatan baru dalam kolaborasi umat dan jika ia mampu mencapai sesuatu maka itu akan dapat disajikan kepada kelompok Islam yang lebih besar dan negara-negara Muslim yang lebih besar untuk mengevaluasi apakah inisiatif ini harus dilakukan pada skala yang lebih besar,” kata pernyataan itu.
“Kami hanya berusaha berkontribusi sedikit yang bisa kami lakukan untuk kemajuan umat. Kami berdoa agar inisiatif kami akan mendapat berkah dari Allah Subhanahu Wata’ala.”*