Hidayatullah.com– Presiden Recep Tayyip Erdogan, hari Jumat (13/5/2022), mengatakan Turki tidak memiliki “opini positif” tentang Finlandia dan Swedia yang ingin bergabung dengan NATO.
Erdogan tidak setuju dengan asesmen pengajuan keanggotaan Finlandia dan Swedia di NATO, karena kedua negara itu dianggap menampung “organisasi teroris”.
“Kami tidak memiliki pendapat positif,” kata Erdogan kepada wartawan setelah shalat Jumat di Istanbul, seperti dikutip AFP.
“Negara-negara Skandinavia seperti wisma tamu bagi organisasi-organisasi teror,” imbuhnya.
Turki sejak lama menuduh negara-negara Nordik, terutama Swedia yang memiliki komunitas imigran Turki yang banyak, menyembunyikan kelompok-kelompok ekstremis Kurdi serta pendukung Fethullah Gulen, seorang tokoh Muslim yang berbasis di Amerika Serikat yang diburu karena dituding terlibat kudeta 2016 yang gagal.
Erdogan mengutip “kesalahan” yang dibuat oleh penguasa Turki terdahulu yang menyetujui Yunani menjadi anggota NATO pada tahun 1952.
“Kami, sebagai bangsa Turki, tidak ingin membuat kesalahan kedua dalam masalah ini,” katanya.
Pimpinan NATO Jens Stoltenberg telah berulang kali mengatakan pihaknya akan menyambut Finlandia dan Swedia “dengan tangan terbuka”.
Tanggapan “tidak positif” Turki merupakan dissenting opinion pertama dari anggota NATO perihal prospek kedua negara tersebut.
Prancis – yang presidennya, Emmanuel Macron mengatakan bahwa NATO sedang mengalami “kematian otak” sebagian karena perilaku Turki – dengan jelas menyatakan dukungannya untuk Finlandia.
Presiden Finlandia Sauli Niinisto berbicara dengan Erdogan pada bulan April sebagai bagian dari konsultasi untuk menjadi anggota NATO. Kala itu lewat Twitter dia mengatakan,
“Saya berterima kasih kepada Presiden Erdogan atas upayanya untuk perdamaian di Ukraina. Turki mendukung tujuan-tujuan Finlandia.”*