Hidayatullah.com–Salah satu ulama terkemuka di Uni Emirat Arab dalam ceramahnya menuduh bahwa Aljazeera mendapat dukungan dari Israel.
Waseem Youssef, berasal dari Jordania, merupakan salah satu tokoh relijius paling penting di UEA.
Dia mengisi khutbah Jumat di Masjid Besar Syaikh Zayed di Abu Dhabi, yang dimiliki oleh pemerintah, dan memiliki sebuah acara televisi di Abu Dhabi TV.
Berbicara pada 13 Juni, Youssef berupaya menarik persamaan dengan sebuah kisah di masa Nabi Muhammad, mengatakan bahwa Yahudi telah lama menggunakan media dalam upaya mereka menguasai umat Muslim.
“Media merupakan senjata pertama Yahudi dalam upaya mereka agar umat Muslim meragukan keyakinan mereka,” katanya dikutip Middle East Eye (MEE).
“Lihatlah kekejaman Yahudi…Lihat bagaimana mereka mengandalkan media. Media merupakan kekuatan,” tuduhnya.
Baca: Bush Pernah Anggap Kehadiran Aljazeera Melawan Kebijakan Amerika
“Para Yahudi mengandalkan beberapa hal di media mereka. Yang paling pertama, pemalsuan fakta; ketika mereka mendengar sebuah berita, mereka akan menambahkan ribuan kebohongan padanya, memutarbalikkan fakta. Begitulah koran-koran bekerja saat ini.”
Dia melanjutkan: “Menguasai media merupakan salah satu senjata yang digunakan untuk menghancurkan negara Islam. Pada tingkat reliji dan nasional.
“Inilah mengapa Shimon Peres saling membantu dengan jaringan Aljazeera,” katanya, merujuk pada mantan presiden Israel dan channel TV milik Qatar, yang telah menjadi simbol perpecahan antara Qatar dan Arab Saudi.
Sebagai bagian dari permintaan untuk mengakhiri blokade Qatar yang hari ini memasuki minggu ketiga, Riyadh – dan UEA, Mesir dan Bahrain – mengatakan pada Doha bahwa mereka harus menutup channel tersebut.
Permintaan itu merupakan sebuah “serangan yang tidak dapat diterima” terhadap hak-hak kebebasan beropini dan berekspresi, kepala HAM PBB mengatakan pada Jumat.
Komisioner Tinggi PBB Zeid Ra’ad al-Hussein “sangat prihatin terhadap permintaan bahwa Qatar harus menutup jaringan Al-Jazeera, serta media yang berhubungan dengan itu,” juru bicaranya Rupert Colville mengatakan pada briefing singkat.
“Apakah Anda melihat, menyukai, menyetujuinya atau tidak sudut pandang editorialnya, channel Aljazeera Arab dan Inggris itu sah, dan telah memiliki jutaan penonton. Permintaan bahwa mereka ditutup, dalam pandangan kami, merupakan sebuah serangan yang tidak dapat diterima terhadap hak kebebasan berekspresi dan beropini,” kata Colville.
Colville menekankan bahwa negara-negara yang memiliki masalah dengan konten penyiaran channel televisi negara lain “bebas untuk mendebat secara publik dan membantah mereka”.
“Bersikeras untuk menutup channel semacam itu merupakan hal yang di luar batas, belum pernah terjadi sebelumnya dan jelas-jelas tidak beralasan,” katanya.
Aljazeera adalah satu diantara channel TV asal Qatar yang banyak mencemaskan penguasa Arab. Termasuk AS dan Israel.
Sebelumnya, selepas beberapa Negara Arab dan Uni Emirat Arab (UE) menutup media Aljazeera berbasi di Qatar, Zionis-Israel turut mengambil pendekatan yang sama.
Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lirberman mengabarkan pihaknya berencana melalukan pembekuan kantor berita dari Qatar itu.*/Nashirul Haq AR