Hidayatullah.com– Mantan Pimpinan Intelijen Arab Saudi, Pangeran Turki Al-Faisal mengkritik keras pengakuan sepihak Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai pemindahan Baitul Maqdis sebagai ibu kota Zionis-Israel. Hal ini juga menjadi salah satu reaksi paling tajam yang berasal dari sekutu AS.
Dikutip jpost.com, dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Donald Trump yang juga diterbitkan di surat kabar Saudi hari Senin, Pangeran Turki, menyebut langkah Trump tersebut sebagai taktik politik dalam negeri yang akan memicu kekerasan.
“Pertumpahan darah dan kekacauan pasti akan mengikuti usaha oportunis Anda untuk menghasilkan keuntungan elektoral,” tulis mantan Duta Besar Saudi untuk Washington itu dalam sebuah surat yang diterbitkan di koran Saudi dikutip Al Jazeera.
Trump membalikkan kebijakan AS dan berbelok dari kesepakatan internasional minggu lalu dengan mengakui Yerusalem (Baitul Maqdis) sebagai ibu kota Zionis-Israel.
Baca: Arab Saudi Perintahkan Media Membatasi Liputan’ tentang Langkah Trump atas Baitul Maqdis
“Tindakan anda telah memberlakukan elemen paling ekstrem dalam masyarakat Israel … karena mereka akan mengambilnya sebagai izin untuk mengusir orang-orang Palestina dari tanah mereka dan mengarahkan mereka ke negara apartheid (sistem pemisahan ras),” tulis Pangeran Turki.
“Tindakan Anda sama-sama menguatkan Iran dan antek-antek terorisnya mengklaim bahwa mereka adalah pembela hak-hak Palestina yang sah,” tambahnya, merujuk pada musuh-musuh kerajaan Syiah Iran.
Sebagai informasi, Pangeran Turki adalah putra dari Raja Faisal yang dibunuh pada tahun 1975.
Saudaranya al-Faisal, menjabat sebagai menteri luar negeri selama 40 tahun sampai 2015, dan keluarga mereka dipandang berpengaruh atas kebijakan luar negeri Saudi.*/Sirajuddin Muslim