Hidayatullah.com–Anggota delegasi pemerintah Afghanistan Habiba Sarabi mengatakan mereka datang untuk menghadiri pembicaraan tingkat tinggi langsung pertama dengan Taliban.
Putaran kedua dari Konferensi Moskow tentang Perdamaian Afghanistan akan dimulai pada Jumat di Ibu Kota Rusia.
Pertemuan itu secara khusus menandai pertama kalinya Taliban dan pemerintah Afghanistan bertemu untuk pembicaraan langsung di tingkat tinggi.
Konferensi ini diadakan di tingkat wakil menteri luar negeri dan perwakilan khusus yang terkait.
Baca: Afghanistan: Sekjen NATO Kembali Tawarkan Dialog ke Taliban
Berbicara kepada para peserta pada konferensi tersebut, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan pertemuan itu dimaksudkan untuk mencari jalan menuju rekonsiliasi nasional di Afghanistan.
Sebelum pertemuan, Habiba Sarabi, anggota delegasi Dewan Perdamaian Tinggi Afghanistan, mengatakan delegasi pemerintah Afghanistan datang ke Moskow untuk berbicara dengan Taliban.
“Harapan kami adalah bisa berbicara dengan semua anggota pada pertemuan ini,” kata dia.
“Kami datang ke sini untuk solusi politik. Kami menghargai upaya negara manapun yang mencoba berkontribusi untuk perdamaian Afghanistan,” tambah dia.
Invasi Amerika
Sebagaimana diketahui, Taliban (yang artinya murid) adalah gerakan nasionalis Islam Sunni yang secara efektif menguasai hampir seluruh wilayah Afganistan sejak 1996 sampai 2001, sebelum diinvasi AS dan sekutunya.
Taliban dibentuk pada September 1994, berhasil menguasai Afghanistan dan sempat menerapkan hukum Islam terlalu ketat, misalnya mewajibkan wanita menggunakan niqab.
Namun dengan alasa ‘Perang Melawan Teror’ AS memburu tokoh ulama Afhanistan Syeikh Mullah Mohammad Omar, yang merupakan kepala negara Afganistan dari 1996 sampai 2001.
Baca: Taliban Jamin Masa Depan Cerah jika Amerika Keluar dari Afghanistan
Mullah Omar adalah komandan tertinggi Mujahidin Afghan yang mendirikan Imarah Islam Afghanistan tahun 1996. Taliban mengenalinya sebagai Pemimpin Tertinggi Muslim digantikan oleh Mullah Akhtar Mansour pada 2015. Mullah Omar adalah salah satu tokoh yang berhasil memimpin pengusiran Uni Sovyet dari Afghanistan.
AS memulai invasi pada bulan Oktober sampai dengan bulan November 2001 yang menyebabkan pihak Taliban keluar dari Ibu Kota Afganistan, Kabul.
AS kemudian menyiapkan presiden baru dari pangasingan bernama Hamid Karzai. Hamid Karzai dipilih Washington untuk menjadi presiden Afghanistan dan menjatuhkan Taliban. Persiapan pemimpin baru Afghanistan ini disusun lama setelah serangan WTC. Puncaknya pertemuan Desember 2001 di Bonn, Jerman.
Baca: Trump Frustrasi, Akan Serahkan Perang Afghanistan pada Tentara Bayuran
Di bawah Kesepakatan Bonn 5 Desember 2001, mereka membentuk sebuah Pemerintahan Transisi sementara dan mengangkat Karzai sebagai ketua dari komite pemerintahan dengan 29 anggota.
Loya Jirga (DPR di Afghanistan) pada 19 Juni 2002 menunjuk Karzai sebagai penjabat sementara presiden dari Pemerintahan Transisi Afgan. Tak lama kemudian, ia ditunjuk bersama Hedayat Amin Arsala sebagai salah satu wakil presidennya.
Pencalonannya pada pemilu presiden 9 Oktober 2004 mengungguli 16 calon presiden termasuk Yunus Qanooni. Ia terpilih dengan suara mayoritas dengan meraih 55,4% suara berbanding 39,1% dari saingan terdekatnya (Yunus Qanooni). Ia dilantik pada tanggal 7 Desember 2004 sebagai Presiden Afganistan hingga 2014. Sejak kehadiran AS dan NATO, Afghanistan terus bergolak hingga hari ini.*