Hidayatullah.com–US Centers for Disease Control and Prevention (CDC) sedang menyelidiki sejumlah kasus penyakit paru-paru yang diyakininya berkaitan dengan penggunaan rokok eletrik, setelah penyakit itu banyak ditemukan di 14 negara bagian Amerika Serikat.
CDC sebelumnya mengatakan bahwa tidak ada bukti menunjukkan penyakit paru-paru itu disebabkan penyakit menular lain, dan masih banyak informasi yang perlu digali guna memastikan fakta bahwa penyebabnya adalah penggunaan e-sigaret.
CDC bekerja sama dengan departemen kesehatan di wilayah Wisconsin, Illinois, California, Indiana dan Minnesota dalam penyelidikan itu. Sejak 28 Juni, negara-negara bagian melaporkan 94 kasus pemyakit paru-paru parah di kalangan remaja dan dewasa muda kemungkinan berkaitan dengan kebiasaan vaping (menghisap uap cairan nikotin dari alat rokok elektrik), menurut pernyataan CDC hari Sabtu (17/8/2019). Dari jumlah itu sebanyak 30 kasus dilaporkan terjadi di Wisconsin, lapor Reuters.
Negara-negara bagian lain, seperti New York dan New Jersey, dikabarkan juga mengeluarkan peringatan bahaya vaping dan kaitannya dengan penyakit paru-paru.
E-sigaret selama ini dianggap lebih aman dibanding rokok tradisional, yang merenggut nyawa setengah masa hidup penggunanya, menurut WHO.
Dampak jangka panjang penggunaan nikotin dari rokok elektrik belum diketahui. Pada bulan April, US Food and Drug Administration (FDA) mengatakan bahwa pihaknya menyelidiki sejumlah kasus kejang-kejang yang dialami pengguna rokok elektrik.*