Hidayatullah.com–Tiba pukul satu waktu Indonesia bagian timur di Bandar Udara Pattimura, Ambon. Meski waktu zhuhur telah masuk sejak pukul 12 siang, adzan untuk shalat Jumat baru sayup-sayup berkumandang.
“Memang sudah kebiasaan di sini (Ambon) shalat Jumat jam satu biarpun waktu zhuhur jam dua belasan,” kata Erwin Gatta, pengurus wilayah Hidayatullah Maluku yang menjemput saya setibanya di Ambon, (16/09/2011), siang ini.
Masih sempat untuk shalat Jumat, Erwin memacu mobilnya menuju masjid terdekat di dusun Air Sakula, Desa Laha, sekitar satu kilo meter dari bandara.
Bertindak sebagai khatib dan imam di masjid itu, Azhar bin Taher. Pria asli kelahiran Laha, Ambon berusia sekitar 30-an tahun.
Berbalut gamis berwarna krem semata kaki, di atas mimbar dengan empat anak tangga berwarna hijau dan sebuah tongkat kayu warna coklat, Azhar mewasiatkan para jamaah untuk bertakwa dan meningkatkan kesabaran.
“Terlebih setelah kita melawati bulan Ramadhan. Jangan sampai kita mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang akan menghancurkan masa depan kita,” ujar Azhar di hadapan lima puluhan jamaah yang hadir.
Usai shalat, hidayatullah.com sempat berbincang sejenak dengan Azhar, sang dai muda tersebut. Saat ditanya soal materi sabar dan hindari provokasi yang diulang-ulangnya dalam khutbah, Azhar menjawab hal itu memang sudah diinstruksikan.*
Katanya, tadi malam (15/09/2011), telah terjadi pertemuan antara Kepala Polisi RI dan Kepala Staf Angkatan Darat dengan tokoh-tokoh agama dan masyarakat Ambon.
“Hasilnya, semua pihak diminta untuk menahan diri dan tidak memanas-manasi keadaan,” kata Azhar.
Ilustrasi: Masjid al Fatah/antara