Hidayatullah.com– Ketua DPP Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Pusat, Taufan Maulamin, mengaku heran dengan adanya satu orang yang begitu digdaya, yang menyebabkan banyak korban berjatuhan atau dikriminalisasi.
“Energi bangsa ini habis untuk mengurusi satu orang,” ungkapnya.
Semalam, akademisi, tokoh agama dan nasional, berkumpul dalam kegiatan ‘Dialog Kepemimpinan Bangsa yang Bermartabat dan Berkeadilan’ yang diselenggarakan oleh di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.
Baca: Fadhli Zon: Hukum Harus Ditegakkan Meski Langit Runtuh
Taufan yang juga Ketua Panitia mengatakan, para peserta yang hadir memiliki keresahan yang sama.
“Kita ingin kepemimpinan bangsa yang beradab dan menegakan hukum, permasalahan bangsa kita bukan pada tataran kebhinnekaan tapi ketidakadilan,” ujarnya kepada hidayatullah.com disela-sela acara, Senin (17/04/2017) malam.
Direktur Pascasarjana STIAMI ini juga mengajak, para pendidik sebagai kalangan yang tercerahkan untuk berkontribusi membangun pendidikan yang menghasilkan kepemimpinan yang bermartabat.
“Kita tidak akan menjadi bangsa yang bermartabat kalau pendidikannya tertinggal. Bermartabat artinya berkeadaban, memiliki tata laku, tidak menyakiti yang kecil, mengumbar umpatan di depan umum, dan menyalahkan orang lain,” paparnya.
Baca: PB HMI ‘Tantang’ Polri Tegakkan Hukum dengan Penjarakan Ahok
Taufan mengungkapkan, kepemimpinan seperti itu ibarat menganggu sarang tawon. Artinya selalu membuat onar dan memancing kemarahan.
“Apa enak seperti itu terus?” tandasnya.*