Hidayatullah.com—Perjanjian gencatan senjata yang ditengahi Mesir akan mengakhiri tiga hari agresi penjajah ‘Israel’ dan Jihad Islam di Jalur Gaza. Gencatan berlangsung Senin pagi ini, setelah mulai berlaku pada Ahad malam, pukul 11:30 waktu setempat , waktu setempat.
“Dalam konteks keinginan Mesir untuk mengakhiri ketegangan saat ini di Jalur Gaza, Mesir telah mengintensifkan kontaknya dengan semua pihak untuk menahan eskalasi saat ini, dan mengingat kontak tersebut, Mesir menyerukan gencatan senjata yang komprehensif dan timbal balik mulai pukul 23:30 (waktu Palestina) pada 7 Agustus 2022,” demikian sebuah pernyataan Mesir dikutip kantor berita Palestina, Wafa.
“Mesir sedang mengerahkan upaya untuk membebaskan tahanan Khalil Awawda dan memindahkannya untuk perawatan, serta bekerja untuk membebaskan tahanan Bassam al-Saadi sesegera mungkin,” demikian pernyataan lebih lanjut.
Pengumuman ini muncul, sekitar 50 jam setelah eskalasi dimulai, ketika penjajah ‘Israel’ telah meluncurkan apa yang disebutnya “serangan pendahuluan” terhadap target Jihad Islam di Jalur Gaza. Kantor berita resmi negara Mesir melaporkan bahwa dalam desakan untuk melakukan gencatan senjata, Kairo bekerja untuk melihat pembebasan anggota Jihad Islam yang ditangkap ‘Israel’ enam hari lalu, serta memastikan seorang tahanan Palestina yang melakukan mogok makan di penjara ‘Israel’ akan segera dibebaskan, dan dipindahkan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
Semua pihak diminta mengumumkan perjanjian ini. Sementara itu, ratusan warga Palestina berdemonstrasi di Ramallah menentang agresi ‘Israel’ di Gaza.
‘Israel’ melakukan serangan udara ke Jalur Gaza yang miskin dan padat sejak hari Jumat. Serangan melahirkan kecaman dunia internasional, termasuk Turki dan Palestina.
Turkiye, Pakistan, Qatar dan Arab Saudi melontarkan kecaman keras atas serangan zionis. Sejumlah lembaga hak asasi manusia juga mengecam agresi zionis, di antaranya The Palestine Solidarity Campaign (PSC) dan Defense for Children International.
Kementerian Luar Negeri Turkiye mengatakan tidak dapat diterima bahwa warga sipil, termasuk anak-anak, kehilangan nyawa mereka akibat serangan penjajah zionis. Turkiye sangat prihatin atas meningkatnya ketegangan di kawasan setelah agresi zionis, seraya menekankan perlunya mengakhiri peristiwa ini sebelum berubah menjadi spiral konflik baru.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Pakistan juga mengutuk serangan udara tersebut. Perdana Menteri Shehbaz Sharif menyebutnya sebagai “tindakan terbaru terorisme ‘Israel’”.
Dia menyatakan di akun Twitter-nya bahwa; “Bilamana impunitas dan barbarisme memiliki wajah, maka itu adalah wajah zionis ‘Israel’, yang telah menargetkan warga Palestina tanpa memedulikan konsekuensinya. Pakistan sangat mengutuk serangan udara ‘Israel’,” kata Shehbaz Sharif dikutip Middle East Monitor (MEE).
Menurut pernyataan terkini Kementerian Kesehatan Gaza, serangan udara tersebut mengakibatkan 44 warga Palestina gugur, termasuk 15 anak-anak dan wanita, serta melukai sekitar 360 warga Palestina lainnya.*