Hidayatullah.com— Seorang komandan sayap militer Hamas, Brigade /Izuddin al-Qassam muncul kembali di Jalur Gaza utara meskipun penjajah ‘Israel’ telah mengklaim berhasil membunuhnya pada tahun lalu.
Baru-baru ini sebuah video menampilkan Komandan Batalyon Beit Hanoun, Hussein Fayyad atau bernama kunya Abu Hamzah, yang berbicara tentang penargetan Wakil Komandan Brigade Nahal dari pasukan IDF dan telah mengirimnya ke neraka.
Para aktivis pada hari Rabu (22/1/2025) membagikan rekaman video Hussein Fayyad, selama sebuah kampanye kemenangan di Gaza utara.
“Gaza tetap tak tergoyahkan. Kita semua melihat kemarin bagaimana Gaza muncul sebagai pemenang, bangga, dengan kepala tegak ke langit,” katanya dalam sebuah video pendak.
Pejabat militer Al-Qassam yang paling ditakuti tentara IDF itu merujuk pada rezim pejajah yang dipaksa menerima persyaratan perjanjian gencatan senjata dengan Hamas di tengah operasi perlawanan yang gigih dan berhasil dimenangkan para pejuang Gaza.
“Pertempuran adalah tentang mencapai tujuan. Jika Anda tidak mencapai tujuan, Anda kalah. Seperti yang kita katakan dalam istilah militer, ‘jika yang kuat tidak menang, mereka kalah; dan jika yang lemah tidak kalah, mereka menang,” tambah Fayyad dikutip PressTV.
Fayyad memimpin sejumlah serangan oleh Brigade Beit Hanoun terhadap berbagai target tentara ‘Israel’ selama operasi pertahanan Gaza sepanjang perang, termasuk konfrontasi yang menyebabkan tewasnya 15 perwira dan pasukan ‘Israel’ serta melukai puluhan lainnya.
Dua minggu menjelang pengumuman gencatan senjata, media-media ‘Israel’ mengungkapkan bahwa seluruh anggota Batalyon Nahal, sebuah brigade infanteri di IDF, telah tewas dalam pertempuran Beit Hanoun di Jalur Gaza utara.
Kepemimpinan Fayyad yang sukses dan kata-kata kemenangan yang diucapkannya pada hari Kamis itu terjadi saat juru bicara militer IDF Daniel Hagari mengumumkan pembunuhannya pada tanggal 23 Mei 2024, menyusul, apa yang disebut pejabat ‘Israel’ aksi “bentrokan tatap muka dengan kelompok perlawanan di sebuah terowongan di Jabalia di Gaza utara.”
Penjajah ‘Israel’ menyalahkan komandan Hamas tersebut atas serangan roket selama perang genosida ‘Israel’ di Gaza dan di serangan ke pemukiman pendatang haram ‘Israel’ di dekat perbatasan dengan daerah kantong tersebut.
Namun belakangan, tentara IDF mengakui bahwa informasi intelijen mereka tentang kematian Fayyad tidaklah akurat. Faktanya setelah gencatan senjata, orang paling dicari itu bisa jalan-jalan dengan leluasa di Gaza.*