Sambungan artikel PERTAMA
Agama Islam sebagai ajaran universal tentunya telah memberikan rambu-rambu yang lengkap dalam kehidupan manusia, termasuk dalam persoalan sahabat. Apalagi sejak awal manusia ditakdirkan sebagai makhluk sosial dan butuh interaksi dengan orang lain.
Di masa kekinian dengan maraknya media sosial yang menjamur, hendaknya persoalan sahabat selalu menjadi dasar pertemanan, baik di dunia nyata apatah lagi dalam dunia maya.
Allah berfirman:
ููููููู
ู ููุนูุถูู ุงูุธููุงููู
ู ุนูููู ููุฏููููู ููููููู ููุง ููููุชูููู ุงุชููุฎูุฐูุชู ู
ูุนู ุงูุฑููุณูููู ุณูุจูููุงู
ููุง ููููููุชูู ููููุชูููู ููู
ู ุฃูุชููุฎูุฐู ููููุงูุงู ุฎูููููุงู
ููููุฏู ุฃูุถููููููู ุนููู ุงูุฐููููุฑู ุจูุนูุฏู ุฅูุฐู ุฌูุงุกููู ููููุงูู ุงูุดููููุทูุงูู ููููุฅููุณูุงูู ุฎูุฐูููุงู
โDan (ingatlah) hari (ketika) orang yang zalim itu menggigit dua tangannya, seraya berkata: โAduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan (yang lurus) bersama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan jadi teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari al-Qurโan ketika al-Qurโan telah datang kepadaku. Dan setan itu tidak akan menolong manusia.โ (QS: al-Furqan [25]: 27-29).
Menurut Islam, agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang akan menjadi teman dekatnya. Demikian Nabi mengajarkan umatnya.
Di lain waktu, Nabi juga bertamsil, โPermisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya. Sedangkan pandai besi, (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.โ (Riwayat al-Bukhari).
Ada sebuah ungkapan Arab menyebutkan, โnahnu abna`u al-bi`ahโ (kami adalah anak-anak dari sebuah lingkungan).
Senada, kalimat lain berkata: โal-jaru qabla ad-darโ (Perhatikan tetanggamu sebelum memilih rumah).
Seperti apa kondisi lingkungan dan dengan siapa kalian berkawan/bersahabat? Maka seperti itulah cermin kepribadian dan karakter yang ditampakkan.
Maka, jika kita kembali ke akar kata asli โsahabatโ, maka pertemanan seharusnya mengidentikkan dengan karakter mujahidin (pejuang), auliyaaโ (kekasih Allah) dan duโaat (pengemban dakwah) sesuai dengan keberadaan mereka yang senantiasa berjuang, mendekatkan diri pada Allah dan membela agama Islam.
Karena itu dalam Islam, mencari sahabat seharusnya yang membawa kita pada kebaikan, keselamatan dan menuju Islam. Bukan sahabat jika ia membawa kerusakan dan kesesatan.*/Masykur Abu Jaulah