Hidayatullah.com—Jumlah orang Turki yang dimasukkan ke rumah sakit akibat mengkonsumsi air yang terkontaminasi di distrik Elbistan, Provinsi Kahramanmaras di kawasan Mediterania, naik dari 5.000 menjadi 32.000. Sejumlah pejabat mengatakan kontaminasi disebabkan oleh norovirus yang mencemari sumur-sumur caisson dalam jaringan suplai air dari Sungai Ceyhan.
“Kita perlu menemukan mikroorganisme apa yang menyebabkan diare dan sumbernya. Berdasarkan sampel yang kami ambil dari para pasien, kami menetapkan bahwa penyebab diare mereka adalah norovirus, yang artinya bakteri dan virus secara bersamaan,” kata Irfan Sencan, general manager dari Departemen Pelayanan Kesehatan di Kementerian Kesehatan dalam keterangan persnya hari Senin (29/8/2016). Dia menambahkan kasus tersebut dapat menyebar dengan sangat mudah.
“Itu adalah tipe virus yang dapat menyebabkan sakit perut, mual, muntah, demam dan diare. Dapat menyebar dengan sangat mudah dan menjangkiti banyak orang. Saya perlu menekankan bahwa selain infeksi melalui air minum secara langsung seperti sekarang ini, orang bisa terinfeksi melalui cara-cara lain termasuk berciuman, mencuci tangan, menyiapkan makanan, berjabat tangan dan lain sebagainya,” kata Sencan seperti dilansir Hurriyet.
Sencan mengatakan tidak ada masalah berkaitan kadar kimia dalam air yang terkontaminasi itu.
“Ada polusi bakteri, mikrobial di sini. Dengan demikian, kami telah menetapkan bahwa titik-titik di mana air tercemar adalah pada sumur-sumur. Hampir seluruh daerah di provinsi itu telah terinfeksi karena polusi yang ada di dalam sumur. Secara keseluruhan berdasarkan analisa terhadap sampel dari pasien, penyebab penyakit ini adalah norovirus. Sumber polusinya jelas: sumur,” imbuhnya.
Kepala Otoritas Rumah Sakit Umum Turki Prof. Alper Cihan, yang ikut dalam pengarahan pers itu, mengatakan sekitar 32.000 orang telah dirawat dalam kurun 3 hari terakhir.
“Tim tambahan terdiri dari total 42 dokter dan 32 perawat telah dikirim ke Elbistan. Suplai kesehatan dalam jumlah banyak dikirim ke distrik itu dari beberapa provinsi lain,” kata Cihan kepada awak media. Dia menambahkan, 80 persen pasien yang dilarikan ke rumah sakit mendapatkan rawat jalan.
“Kami telah mendirikan pusat-pusat krisis secepat mungkin. Semua tim bekerja 24 jam,” kata Gubernur Provinsi Kahramanmaras Vahdettin Ozkan, seraya menambahkan bahwa apotek-apotek juga dibuka 24 jam.*