Hidayatullah.com–Pemerintah Prancis mengatakan laporan badan pengawas senjata kimia dunia yang menyatakan bahwa gas sarin digunakan dalam sebuah serangan pada April di Suriah “jelas” dan anggota organisasi itu harus bertindak tegas terhadap temuannya itu.
Setelah mewawancarai beberapa saksi mata dan menguji sampel, sebuah misi penelitian fakta (FFM) dari Organisasi Anti Senjata Kimia (OPCW) menyimpulkan bahwa “sejumlah besar orang, beberapa yang meninggal, terkena dampak gas sarin atau zat yang menyerupai sarin.”
“Keputusan dari laporan ini tak terbantahkan,” ujar kementrian luar negeri mengatakan dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip Midle East Monitor (MEMO).
Baca: Turki: Ada Gas Sarin dalam Sampel Darah Korban Serangan Khan Sheikhoun
Serangan pada 4 April, ketika lusinan orang terbunuh di kota Khan Sheikhoun di provinsi Idlib utara, merupakan yang paling mematikan dalam tiga tahun terakhir di perang sipil Suriah.
Badan intelejen Barat telah menuduh pemerintah Bashar al-Assad yang melakukan serangan itu. Pemerintah rezim berulang kali menyangkal fakta bahwa mereka menggunakan racun terlarang dalam konflik tersebut.
Rusia, pendukung utama rezim Assad, mengatakan pada Jumat bahwa penemuan OPCW didasari oleh bukti yang meragukan.
Baca: Dinas Intelijen Prancis Simpulkan Pasukan Bashar di Balik Serangan Kimia di Suriah
Serangan di Khan Sheikhoun mendorong AS untuk menyerang sebuah pangkalan udara rezim Suriah yang pemerintah Washington katakan merupakan asal dari serangan kimia tersebut. Prancis juga mengatakan serangan baru apapun akan menjadi sebuah “garis merah” yang dapat mendorong serangan udara Prancis secara sepihak.
“Mereka yang melancarkan kekejaman Khan Sheikhoun dan serangan senjata kimia lain harus menghadapi keadilan atas kejahatan itu,” kementrian mengatakan.*/Nashirul Haq AR