Hidayatullah.com–Peningkatan itu setidaknya terjadi sejak bulan Januari 2004 ini. Sedikitnya 187 ribu orang Yahudi meninggalkan Palestina menuju negara lain. Peningkatan ini naik 10% dibandingkan dengan waktu yang sama untuk tahun sebelumnya.
Laporan ini juga mengisyaratkan bahwa 159 ribu orang meninggalkan Palestina lewat jalur udara, sementara pata Januari 2003 sekitar 148 ribu. Sebanyak 27 ribu keluar lewat jalan darat, di mana 65% dari mereka menyeberang melewati perbatasan Yordania dan 35% lainnya menyeberang melewati jalan perbatasan di Eilat. Berdasarkan laporan ini, kurang dari seribu orang yang keluar lewat jalur laut.
Menurut analisa Kantor Pusat Data dan Statistik Israel, jumlah orang Yahudi yang meninggalkan Palestina mulai April 2003 hingga Januari 2004 meningkat 1,8% setiap bulannya.
Berdasarkan laporan ini, harian Israel Yedeot Aharonot yang mempublikasikan laporan ini, Rabu (18/02/04), menyebutkan di akhir laporannya bahwa jumlah orang Yahudi yang hengkang meninggalkan Palestina ke luar negeri mencapai 282 ribu orang dalam setiap bulannya.
Berbagai laporan yang sering dikeluarkan lembaga-lembaga data dan statistik Israel menyebuatkan bahwa sebab meningkatnya jumlah orang Yahudi yang hengkang meninggalkan Palestina adalah masalah keamanan akibat terus berlanjutnya aksi intifadhah al Aqsha, yang meletus sejak 28 September 2000, yang berdampak luar biasa pada perekonomian dan krisis kehidupan sosial Israel.
Tinggalkan Israel
Berkaitan dengan itu, Selasa (17/02/04), kantor berita Islam INA melaporkan sebanyak 26% imigran Yahudi yang datang ke Palestina selama tahun 2001, mengungkapkan keinginannya pergi meninggalkan Israel dan kembali ke negara asal mereka atau ke negara lain. Demikian ungkap sebuah jajak pendapat yang dilakukan parlemen Israel, Knesset.
Berdasarkan data yang dimiliki “Kantor Perwakilan Yahudi”, sebuah lembaga yang bertugas mengdatangkan orang-orang Yahudi dari luar Palestina, menunjukan bahwa jumlah orang-orang Yahudi yang meninggalkan Israel tahun lalu jauh di atas melebihi jumlah orang-orang Yahudi yang datang ke Palestina.
Jajak pendapat yang dilakukan Knesset tersebut mengisyaratkan bahwa keingginan orang-orang Yahudi untuk meninggalkan Palestina terus meningkat dalam tahun-tahun terakhir. Bahwa para pendatang Yahudi tersebut tengah berfikir untuk hijrah ke Amerika Serikat atau salah satu negara di Eropa secara khusus.
Hasil jajak pendapat ini menunjukan peningkatan prosentase pendatang kristen atau selain Yahudi dari total keseluruhan imigran yang datang ke Israel dalam tahun-tahun terakhit.
Pusat Data dan Statistik Israel pada bulan Januari lalu mengungkapkan lebih dari 270 ribu orang Yahudi pendatang baru meninggalkan Israel dalam setahun terakhir. Hal itu disebabkan karena asalan kesulitan keamanan, politik dan ekonomi yang mereka hadapi. Diungkapkan pula bahwa sekitar 68 ribu (sebelumnya diungkapkan 50 ribu) orang Yahudi pendatang baru dari negara-negara bekas Uni Soviet telah meninggalkan Israel dan sebagian besar mereka kembali ke negara asal.
Pada Desember tahun lalu, sumber resmi Israel telah menyatakan bahwa tingkat migrasi orang-orang Yahudi ke Israel selama tahun 2003 mengalami penurunan, yaitu turun hingga 31% dibandingkan dengan yang sebelumnya. Juru bicara “Kantor Perwakilan Yahudi” Mikel Yakilivinsh mengatakan bahwa sekitar 24 ribu orang Yahudi imigran baru, separohnya berasal dari negara-negara bekas Uni Soviet, datang ke Israel pada tahun 2003 lalu.
Angka ini jelas penurunan drastis hingga 4 kali lipat dari 100 ribu imigran baru Yahudi setiap tahunnya, yang telah dicanangkan Perdana Menteri Israel hingga 10 tahun mendatang.
Dengan data yang ada ini, maka penurunan prosentase imigran baru Yahudi yang datang ke Palestina, diprediksikan berpengaruh kepada perubahan peta demograsfi di tanah suci Palestina. Diperkirakan kurang dari 10 tahun ke depan makan jumlah orang Palestina di kawasan akan menjadi mayoritas.
Untuk alasan itulah kiranya tidak berlebihan bila pihak rezim penjajah Israel memutuskan, pada bulan Januari lalu, memboyong seluruh orang Yahudi Falasha dari Ethiopia. Meskipun jumlah mereka hanya 18 ribu orang, jauh lebih kecil dari jumlah orang-orang Yahudi yang ada di Amerika dan Eropa. (ipc)